![]()  | 
| Design | 
Teknologi Manufaktur dan 
desain menjadi salah satu teknologi yang masih menjadi permasalahan di 
Indonesia. Hal demikian dikarenakan kemampuan kita dalam melakukan 
desain masih bisa dikatakan kalah dengan pesaing-pesaing diluar yang 
disebabkan karena lemahnya SDM dan fasilitas, padahal itulah yang 
terpenting. Oleh karena itulah hal yang ingin kita tingkatkan dengan 
dibangun dan dikembangkannya Design Institute yaitu dalam rangka 
mendukung kebutuhan akan detail engineering dan design yang masih sangat
 lemah di Indonesia. Oleh sebab itu pemanfaatan Design Institute 
sepenuhnya harus merupakan kerjasama dengan industri”. 
Hal demikian disampaikan Direktur Pusat 
Teknologi Industri Manufaktur (PTIM) TIRBR BPPT, Barman Tambunan saat 
diwawancarai oleh salah satu Radio nasional minggu lalu. Menurutnya, 
kegiatan perekayasaan dan penelitian teknologi manufaktur di BPPT 
bertujuan utama untuk mendukung design dan engineering
 sampai dengan penerapannya di industri. “Teknologi manufaktur yang 
dilakukan saat ini di BPPT antara lain dukungan terhadap Revitalisasi 
Industri Gula Nasional. BPPT saat ini antara lain menyiapkan Dokumen Detail
 Engineering Design (DED) untuk pembangunan pabrik gula baru dengan
 kapasitas 10.000 TCD (ton of cane per day). Selain itu juga 
dukungan dalam program pembangunan pembangkit 10000 MW kami 
mengembangkan Desain Turbin untuk pembangkit untk PLTU, Geothermal dan 
Turbin di Industri Gula,” lanjut Barman.
Selain itu, Barman menjelaskan bahwa 
PTIM juga mempersiapkan pengembangan dibidang otomotif untuk mobil 
murah, mulai dari DED untuk mesin dan transmisinya sampai dengan 
teknologi manufaktur dalam membuat body dan rangka kendaraan, 
dan manufaktur untuk perbaikan sistem perkeretaapian termasuk perbaikan 
sistem rel kereta api.
Dalam wawancaranya, Ia juga menyampaikan
 latar belakang dibangunnya Design Institute tersebut. Design
 Institute sudah diresmikan pada tahun 2010. Artinya sebelum ini 
kami sudah memiliki SW dan HW tersebut namun belum disatukan dalam Design
 Institute. Dengan adanya software yang kami miliki 
kegiatan kajian dan kerekayasaan di BPPT dapat kami justifikasi dengan 
lebih cepat dan efisien. Tanpa harus menggunakan dan menciptakan model 
skala lab. Dan diharapkan kedepannya kami sudah mampu untuk menjawab 
persoalan di industri yang ada. Mendapatkan solusi dengan cara murah dan
 mudah.
“Keunggulan dari pemakaian teknologi Design
 Institute dalam mendukung industri permesinan meiputi tiga hal. 
Pertama adalah SDM, kemudian fasilitas software dan terakhir 
adalah lab Delphi (Development and Engineering Laboratories for 
plant equipment and heavy industries). SDM yang kami miliki banyak 
memiliki pengalaman teoritis dan laboratorium. Dengan dukungan dari software
 dalam satu Lab Design Institute yang terdiri dari beberapa software
 yang berbeda dan lingkungan di Puspiptek yang juga terdiri dari 
beberapa lab yang kami memiliki juga akan dengan mudah dapat 
menyelesaikan persoalan di Industri yang kami hadapi,” jelas Barman.
Pada prinsipnya, sambungnya, arah Design
 Institute adalah ke industri permesinan penunjang 
ketenagalistrikan seperti dalam pengembangan turbin, kemudian Industri 
proses seperti di pabrik gula dan pabrik garam serta industri alat 
berat. Di industri alat berat akan disiapkan DE&M dengan luaran prototype
 vital komponen. Keberadaan Design Institute sangat diperlukan 
dalam membuat Detail Engineering sebuah komponen. “Berbagai 
macam software 3D modellling maupun analisis telah 
dilengkapi di Design Institute, seperti catia, numeca, abaqus 
dan plant design serta magmasoft,” urainya.
Barman mengakui bahwa setelah menjalani 
sosialisasi dalam beberapa acara, Design Institute ini telah 
mendapatkan tanggapan-tanggapan positif. ”Tanggapan-tanggapan positif 
yang diterima lalu kami carikan sebuah solusi yang harus berdampak pada 
pemanfaatan efektifitas dan efisiensi.yang kami implementasikan ke 
industri,” katanya.
”Kami optimis dengan keberadaan Design
 Institute dapat mengurangi biaya desain,” tegasnya. Barman 
berpandangan melalui Design Institute dapat mengurangi biaya 
yang sebelumnya banyak digunakan untuk biaya trial error atau 
percobaan. Karena dalam membuat suatu desain pasti dalam prosesnya pasti
 mengalami kegagalan.
”Diharapkan melalui Design Institute
 dapat selalu menjawab berbagai masalah dan memberikan solusinya untuk 
industri. Hal demikian karena perkembangan kemajuan bisnis di dunia itu 
tidak hanya bisa terjadi hanya dengan penelitian saja tapi juga harus 
menjawab dan mencarikan solusi-solusinya,” ungkap Barman diakhir 
wawancaranya.Sumber : BPPT

Tidak ada komentar:
Posting Komentar