Welcome

News Industri Indonesia

Selasa, 25 Desember 2012

Produsen Asing Mendesak Pemerintah Mengeluarkan Kebijakan Mobil Murah LGLC, Sedangkan Produsen Mobil Nasional Semakin Tertekan Dengan Kebijakan Tersebut

Sebelum Desain Ulang, SMK Motor Company - Rajawali 1
Jakarta, Tahun 2013 mestinya merupakan tahun yang menggembirakan bagi konsumen mobil, khususnya yang berkocek tipis. Pasalnya, di tahun 2013 ini, akan ada banyak mobil murah, termasuk yang berkonsep ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC).

Pilihannya cukup banyak. Grup Astra International, misalnya, sudah memperkenalkan dua mobil murah, Daihatsu Ayla dan Toyota Agya. Harga mobil yang memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sekitar 84% harganya kemungkinan hanya sekitar Rp 70 juta hingga Rp 80 juta per unit.
Namun, harga sesungguhnya masih menunggu beleid pemerintah yang akan mengatur insentif mobil murah dan ramah lingkungan lewat rancangan aturan low carbon emission program (LCEP). Nissan Motor Corp juga akan meluncurkan mobil murah Datsun. Namun, kemungkinan baru pada tahun 2014. Nissan Motor merampungkan terlebih dulu pabrik baru pada tahun 2013. Pabrik ini akan memproduksi mobil Datsun. Belum lama ini, Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia, Kintaro Izumida, bilang, juga masih akan mempelajari beleid tersebut.

Sementara PT Honda Prospect Motor juga sudah menyiapkan pabrik untuk memproduksi mobil dengan konten lokal hingga 80%. "Model ini nantinya jadi 'kakaknya' Brio yang akan diproduksi khusus di Indonesia pada tahun depan," ujar Direktur Pemasaran Honda Prospect, Jonfis Fandy. Honda Prospect merilis Brio, city car teranyarnya, pada Agustus 2012.

LCGC memang menjadi magnet investasi pabrikan otomotif global di Indonesia. KONTAN mencatat, total investasi Grup Toyota, Nissan, Honda dan Suzuki untuk proyek LCGC di Indonesia mencapai Rp 27,9 triliun dalam beberapa tahun mendatang. Tidak hanya produsen asal Asia, pabrikan otomotif asal Eropa juga tertarik membenamkan investasi di program mobil murah  dan ramah lingkungan ini. Di proyek ini, Volkswagen akan menggelontorkan Rp 1,26 triliun untuk membangun pabrik perakitan mobil berkapasitas produksi 50.000 unit per tahun. Aturan LCGC maupun LCEP menawarkan insentif yang menarik. Misalnya insentif  pembebasan bea masuk impor completely knocked down (terurai) dan diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) selama 18 bulan. Insentif lainnya adalah pembebasan bea masuk impor komponen selama delapan tahun. "Syaratnya mobil yang diproduksi hemat bahan bakar minimal 20 kilometer per liter," ujar Budi Darmadi, Dirjen Industri Otomotif Kementerian Perindustrian, kepada KONTAN, Jumat (21/12).
Dia menjelaskan mobil hijau tak boleh menggunakan bahan bakar bersubsidi dan harus beroktan 92. Mobil LCGC dirancang berkapasitas di bawah 1.200 cc. Sedangkan mobil berkapasitas di atas 1.200 cc mengikuti ketentuan LCEP. "Insentif dan syaratnya berbeda-beda, tergantung jenis mobil dan kapasitasnya. Jadi detailnya tunggu keluar," tambah Budi.
Sesudah Desain Ulang, Smk Motor Company - Rajawali 2


Pemerintah siap menerbitkan beleid mobil hijau di akhir tahun ini. "Secepatnya, sekarang sudah dalam proses legal administration," ucap Budi. Ketua Gaikindo, I Jongkie D Sugiarto, menilai insentif atas mobil LCGC dan LCEP tentu menarik bagi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). Meski belum jelas kapan kebijakan mobil hijau akan terbit, dua ATPM terus memasarkan mobil LCGC. AUTO2000 telah menerima lebih dari 12.000 unit inden untuk Toyota Agya. Sedangkan Astra International-Daihatsu Salese Operation mencatat inden Daihatsu Ayla mencapai lebih dari 5.000 unit hingga November 2012.

Sedangkan produsen dalam negeri seperti yang diungkapkan oleh pihak SMK Motor Company "Kami sangat merasakan tekanan tersebut. Segala tindak tanduk mobil Esemka, mulai dari segi pemasaran segala hingga teknologi, selalu dipantau." jelas Gampang Sarwono saat berbincang kepada Okezone, di Solo Techno Park, Senin (10/12/2012).

Pihak SMK Motor Company sendiri mengungkapkan kekesalannya melalui facebook tersebut "Apakah kami anak bangsa Indonesia (SMK) ini tidak boleh berproduksi dan belajar tentang mobil bensin? atau ada upaya melemahkan semangat anak anak negeri (SMK) untuk memproduksi? maaf kami belajar dari angka 0 (NOL) bukan dari angka 8 atau 10

SMK Akan Tetap maju terus pantang untuk sekali pun mundur untuk dunia pendidikan dan Industri otomotif Indonesia
 

Smk Motor Company Indonesia Pasti Bisa !!!" sebagian perasaan pebisnis dalam negeri yang merasa dihambat oleh pemerintah untuk mengamankan pasang asing terkait Kontrak Investasi Pemerintah terhadap asing.

Pihak luar dari Smk Motor Company seperti penggemar SMK yaitu Hidayat Amrullah melontarkan pernyataan melalui Facebook dengan menyatakan bahwa "Mobil Rajawali-2 itu sudah melenceng dari design awal seperti bentuk Chery Tigo" desain tersebut sudah melenceng dan tidak menimbulkan kesan macho seperti sebelumnya.

Sumber: Kontan

Senin, 24 Desember 2012

SMK Motor Company Rasakan Tekanan Pabrikan Raksasa Luar

Mobil Produksi Smk Motor Company
SOLO - Kendati harga satu unit mobil Esemka ada di kisaran Rp100 juta, namun tekanan yang dilancarkan produsen-produsen automotif besar terhadap Esemka sangat terasa.

Direktur Pengembangan dan Operasional Solo Technopark, Gampang Sarwono mengatakan, tekanan tersebut diwujudkan dalam segi pangsa pasar mobil Esemka. Pasalnya, industri automotif mapan sudah memiliki varian yang berada di segmen sama dengan Esemka

"Kami sangat merasakan tekanan tersebut. Segala tindak tanduk mobil Esemka, mulai dari segi pemasaran segala hingga teknologi, selalu dipantau," jelas Gampang Sarwono saat berbincang kepada Okezone,di Solo Techno Park,Senin (10/12/2012).

Untuk keluar dari tekanan, Esemka merubah pola taktik pemasarannya. Dengan mengadaptasi sistem penjualan yang diterapkan waralaba nasional dari gempuran walalaba luar negeri, Esemka menyerang kalangan ekonomi kelas bawah.

"Kalau kita melawan mereka yang sudah pengalaman, jelas kita kalah. Kita punya Bima yang harganya di bawah pasaran Jepang, jadi kita menerapkan sistem waralaba nasional dalam berjualan. Ekonomi kelas menengah ke bawah yang kita sasar," paparnya.

Menyangkut kemungkinan harga Esemka Rajawali harganya diturunkan di bawah angka Rp100 juta seperti yang diidam-idamkan Jokowi. Menurut Gampang jelas tidak mungkin. Sebab harga-harga komponen mobil Esemka terlalu tinggi. Sehingga harga satuan yang diterapkan juga tinggi.

"Saat ini angka penjualan Esemka sebagai mobil baru sudah lumayan bagus. Hampir 5.000 unit terjual," pungkasnya.
Walaupun Asing dan Pemerintah sering melontarkan tekanan kepada SMK Motor Company tetapi itu tidak merubah haluan SMK, Pihak SMK sendiri mengungkapkan seperti yg ada pada facebooknya "Kalau produksi mobil Mesin berbahan bakar bensin/solar/ pertamax kita udah ketinggalan dengan negara lain sperti Jepang, Amerika, Jerman, bahkan Malaysia Kita sudah ketinggalan jauh dengan mereka"

"Kalo mobil Listrik Indonesia Start bareng sama mereka, jadi kita bisa lebih unggul juga minimal sama" Menteri BUMN (Dahlan Iskan)

Lalu Apakah kami anak bangsa Indonesia (SMK) ini tidak boleh berproduksi dan belajar tentang mobil bensin? atau ada upaya melemahkan semangat anak anak negeri (SMK) untuk memproduksi? maaf kami belajar dari angka 0 (NOL) bukan dari angka 8 atau 10

SMK Akan Tetap maju terus pantang untuk sekali pun mundur untuk dunia pendidikan dan Industri otomotif Indonesia
 
Smk Motor Company Indonesia Pasti Bisa !!!"

Sumber: Okezone

BPPT siapkan platform Mobil Nasional

Mobil Nasional Buatan SMK Motor Company, Rajawali
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah menyiapkan platform kendaraan angkutan umum murah nasional di bawah 1.000 cc yang akan menjadi bagian dari transportasi pedesaan.

"Awalnya kita siapkan platform, setelah itu komponen-komponennya, dan kemudian engine-nya," kata Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri dan Rancang Bangun BPPT, Dr Erzi Agson Gani pada Pertemuan tentang Catatan Akhir Tahun BPPT 2012 di Jakarta, Jumat.

Program ini, lanjut dia, adalah platform industri dalam negeri di mana untuk riset awalnya pada 2012 Kementerian Perindustrian telah mendanai Rp50 miliar.

"Ini juga kelanjutan dari platform komodo yang dibuat BPPT, berupa bus gandeng yang digunakan untuk busway dan sudah diproduksi oleh PT Asia Auto International (AAI) di Sentul dan PT Inka Madiun," katanya.

Ia menjelaskan melalui kerja sama dengan Kemperin dan sejumlah industri dalam negeri itu akan dibuat embrio industri otomotif nasional, sehingga diharapkan bisa menjadi motor penggerak berkembangnya industri nasional lainnya.

Saat ini, kata Erzi, omset bisnis otomotif mencapai Rp300 triliun dengan pasar sejuta unit kendaraan roda empat per tahun, suatu pasar yang sangat besar namun sayangnya diisi oleh berbagai platform kendaraan impor meski sebagian dirakit di dalam negeri.

Pabrik gula

BPPT, lanjut Erzi, pada 2012 juga telah mendesain pabrik gula berkapasitas 10.000 ton tebu per hari dalam rangka program revitalisasi industri gula nasional untuk mencapai swasembada gula tahun 2014.

"Kita harus mulai membuat desain pabrik sendiri agar bisa memulai menciptakan berbagai komponen dan mesin pabrik sendiri. Kelemahan kita senang membeli desain pabrik dari luar, padahal begitu kita menggunakan desain misalnya dari China, maka mesin, komponen dan lainnya untuk seterusnya juga harus datang dari China," katanya.

Dengan desain industri gula yang dibuat sendiri maka industri komponen berikutnya seperti boiler, turbin, stasiun penggilingan juga bisa dibuat sendiri, di mana bangsa Indonesia sebenarnya sudah lama mampu membuat berbagai komponen dan mesin tersebut.


Sumber : Antara News

Selasa, 18 Desember 2012

Semen Gresik Membeli Saham Thang Long Cement Vietnam

Semen Gersik Icon
Hanoi - PT Semen Gresik Tbk (SMGR) segera meneken perjanjian dengan Thang Long Cement Vietnam. Setelah penandatangan dilakukan, Semen Gresik akan menjadi pemilik saham mayoritas dari perusahaan Vietnam ini.

Penandatangan ini merupakan lanjutan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (CPSA), 14 November 2012 silam. Seluruh persyaratan sudah disetujui oleh kedua belah pihak.

Penandatangan ini akan dilakukan di Geleximco Building, 36 Hoang Cau dong dan Hanoi, Selasa (18/12/2012) pukul 17.00 waktu setempat. Selain Dirut Semen Gresik Dwi Soetjipto, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan juga akan hadir dalam acara tersebut.

"Manajemen optimistis bahwa pengambilalihan ini bisa mempercepat pertumbuhan bisnis Semen Gresik untuk lebih kompetitif sehingga memberikan value yang lebih besar bagi pemegang saham untuk jangka panjang," kata Dwi.

Saham yang diperkirakan akan menjadi milik Semen Gresik mencapai lebih dari 60%. Perwakilan dari Semen Gresik kelak juga akan duduk di sebagian besar bagian manajemen perusahaan ini.

Thang Long Cement merupakan salah satu produsen semen terkemuka di Vietnam. Dalam setahun, perusahaan yang memiliki pabrik di pinggirian kota Quang Ninh ini mampu menghasil 2,3 juta ton semen.

Perusahaan ini memiliki cadangan deposito kapur sebanyak 76 juta ton. Diperkirakan, produksi perusahaan ini bisa sampai 50 tahun ke depan.

Pabrik dari perusahaan semen ini sangat dekat dengan pelabuhan. Sehingga bahan produksi seperti batu bara dapat dengan mudah dipasok. Selain itu, semen yang telah siap pakai pun dapat langsung dikirim ke pelabuhan.

Jumlah cadangan bahan baku yang besar menjamin kecukupan pasokan bahan baku untuk memenuhi pertumbuhan kapasitas dan target produksi semen di masa yang akan datang. Perusahaan ini juga punya dua izin tambahan pengembangan pabrik baru di provinsi Quang Ninh dan Binh Phuoc, Vietnam.

Tambahan dua pabrik tersebut merupakan potensi dalam meningkatkan kapasitas TLCC menjadi 6,5 juta ton, untuk memenuhi kenaikan permintaan pasar domestik Vietnam, sekaligus merupakan potensi untuk memenuhi kekurangan pasokan di pasar regional.

Sumber: Detik

Utang Pemerintah Rp 1.990 Triliun, Pemerintah Harus Waspada

Jakarta - Total utang pemerintah Indonesia hingga November 2012 mencapai Rp 1.990,66 triliun. Pemerintah diminta mulai mewaspadai jumlah utang tersebut, kenapa?

Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Mirza Adityaswara mengatakan, meskipun rasio utang pemerintah mengurangi jumlah utang luar negeri dan menggenjot penerbitan surat utang negara (SUN), namun SUN itu juga banyak dimiliki oleh asing.

"Utang pemerintah ini yang sebagian besar adalah SUN, itukan 30-32% sudah dimiliki oleh asing. Di satu sisi itu baik artinya asing percaya pada kita, tapi di lain pihak itu sebenarnya kita harus waspada, karena pasar keuangan kita yang tipis, karena pasar valas kita yang tipis, karena eksportir kita yang masih enggan mengkonversi dana hasil ekspor kita," tutur Mirza usai menghadiri acara ekonom Muda Bicara dan Penganugerahan ILUNI FEUI Award, di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Selasa (18/12/2012).

Meskipun begitu, Mirza mengatakan, jumlah rasio utang Indonesia yang besarnya 27,5% saat ini lebih rendah dibandingkan negara-negara maju lain. Contoh, rasio utang Yunani di atas 100% dari nilai PDB dan membawanya jatuh ke jurang krisis, lalu AS mempunyai rasio utang 90% terhadap PDB-nya, kemudian Inggris juga mempunyai rasio utang di atas 100% dari nilai PDB-nya.

Mirza mengatakan, selain utang pemerintah, besaran utang luar negeri swasta juga harus diatur ketat sehingga tidak menjadi pemicu krisis ekonomi seperti yang dihadapi Eropa saat ini.

Beruntung, saat ini regulasi pasar keuangan seperti Bank Indonesia (BI) ataupun Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) sudah mengatur perizinan utang luar negeri perusahaan khususnya perbankan dan emiten di pasar modal.

Total utang pemerintah Indonesia hingga November 2012 mencapai Rp 1.990,66 triliun. Dalam sebulan, jumlah utang ini turun Rp 930 miliar.

Utang pemerintah tersebut terdiri dari pinjaman Rp 615,34 triliun dan surat berharga Rp 1.375,33 triliun. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 7.226 triliun, maka rasio utang Indonesia per November 2012 sebesar 27,5%.

Presiden SBY melalui Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam mengimbau jajaran pemerintah melalui Surat Edaran Surat Edaran (SE) Nomor: SE–592/Seskab/XI/2012 untuk membatasi pinjaman luar negeri yang membebani APBN/APBD.

Dari total utang pemerintah Rp 1.990,66 triliun, sebesar Rp 613,71 triliun merupakan utang luar negeri yang didapat dari beberapa negara dan juga lembaga-lembaga multilateral. Utang luar negeri ini turun Rp 7,11 triliun dibandingkan akhir 2011 yang sebesar Rp 620,28 triliun.

Sumber: Detik

China akan Bangun Kawasan Industri 20.000 Hektar di Indonesia Timur

Menteri Perindustrian
Jakarta - Pemerintah China berniat membuka kawasan industri baru sekitar 20.000 hektar di wilayah Indonesia Timur. Hal ini bagian dari komitmen industri-industri di China untuk memperluas ekspansinya di Indonesia.

"RRC ingin membuat kawasan industri baru. Mereka ingin membuat kawasan industri 3-4 lokasi. Masing-masing 5000 hektar," ungkap Menteri Perindustrian MS Hidayat di acara Konferensi Pers Capaian Kinerja Akhir Tahun 2012 Kementerian Perindustrian, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (17/12/2012).

Hidayat menjelaskan, ini adalah salah satu langkah pemerintah China untuk mengekspansi bisnisnya. Nantinya, kawasan industri ini akan dibuka di Indonesia bagian Timur.

"RRC ingin mengajak Kemenperin (Kementerian Perindustrian) membuka kawasan industri baru khususnya di Indonesia Timur," ungkap Hidayat.

Hidayat menuturkan hal ini merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam pemerataan pembangunan ke wilayah Indonesia Timur. Menurutnya, pemerintah Republik Rakyat China merespon positif upaya ini.

"Respon mereka positif. Nanti bentuknya akan berupa kerjasama Government to Government," tuturnya.

Ia menargetkan, dalam 2-3 bulan ke depan, bersama-sama dengan pemerintah China tersebut akan ditandatangai Memorandum of Understanding terkait pembukaan kawasan industri ini. Hal ini bersamaan dengan rencana kedatangan Perdana Menteri yang baru Xi Jinping ke Indonesia pada bulan Maret 2013.

"Dalam waktu 2-3 bulan kalau sudah siap, kemungkinan besar akan ditandatangai MoU bersamaan dengan kedatangan perdana menterinya yang baru," tutupnya.

Sumber: Detik

Menperin: Komponen Mobnas Harus Diproduksi di Indonesia 100%


 Jakarta —  Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengharapkan seluruh komponen mobil nasional (mobnas) dapat diproduksi di dalam negeri sehingga produk yang dipasarkan harganya lebih terjangkau.

"Saat ini sulit menemukan produk mobil yang 100% komponennya diproduksi di dalam negeri. Pemerintah menginginkan seluruh komponen mobnas dihasilkan di Indonesia," kata Menteri Perindustrian M.S Hidayat di Jakarta, Senin (17/12).

Mobil nasional, menurut Hidayat, harus mempunyai kriteria sendiri dan berbeda dengan mobil yang telah dipasarkan.

"Pemerintah meminta produsen mobil nasional membuat mobil dengan kapasitas mesin di bawah 1.000cc. Namun, komponen mobil nasional harus dibuat dari dalam negeri agar harganya terjangkau," paparnya.

Sedangkan pengamat otomotif Suhari Sargo mengatakan pembuatan komponen mobil nasional di dalam negeri memerlukan investasi yang besar. Pasalnya, beberapa bahan baku harus diimpor dari berbagai negara.

"Jika mobil nasional menggunakan komponen elektrik pada mesin, harus diimpor dari China atau Jepang. Tentunya, produsen komponen akan berpikir mengenai investasi yang akan ditanamkan," ujarnya.

Suhari menambahkan, apabila pasar mobil nasional terus bertambah, maka produsen komponen tidak ragu untuk berinvestasi.

"Pasar mobil nasional menjadi pertimbangan produsen komponen untuk menanamkan modalnya," ucapnya.

Sumber: IMQ

Jepang Minta Indonesia Longgarkan Ekspor Mineral

Smelter
Jakarta —  Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan banyak negara yang mendesak Pemerintah Indonesia melonggarkan kebijakan pembatasan ekspor mineral untuk memasok bahan baku bagi sektor industri.

"Ada beberapa negara yang meminta agar Pemerintah Indonesia melonggarkan kebijakan pembatasan ekspor bahan baku mineral," kata Menteri Perindustrian M.S Hidayat di Jakarta, Senin (17/12).

Salah satu negara yang keberatan dengan kebijakan Indonesia, menurut Hidayat, adalah Jepang. Selama ini, negeri matahari terbit itu masih mengandalkan bahan baku mineral dari Indonesia untuk memasok sektor industrinya.

"Pemerintah konsisten untuk menerapkan pelarangan ekspor mineral pada 2014 untuk meningkatkan nilai tambah industri dalam negeri. Sekarang Jepang mau mengambil bahan baku dan diolah di negaranya kemudian dikirim ke negara laim dalam bentuk produk jadi," paparnya.

Pemerintah Indonesia, lanjut Hidayat, memaksa produsen Jepang menanamkan modalnya dengan membangun pabrik pemurnian mineral (smelter).

"Banyak negara yang mau berinvestasi untuk membangun smelter. Kami optimistis pada 2014, pelarangan ekspor bahan baku mineral bisa berjalan efektif dan memberikan nilai tambah bagi industri dalam negeri," ujarnya.

Sedangkan Direktur Jenderal (Dirjen) Basis Industri Manufaktur Kemenperin, Panggah Susanto, menyatakan bahwa sudah ada investor yang melakukan permohonan untuk membangun smelter.

"Semua pemilik izin pertambangan (IUP) rata-rata sudah mengusulkan pendirian smelter. Di Indonesia, pelaku usaha pertambangan yang memiliki IUP jumlahnya ribuan," tandasnya.

Sumber: IMQ

Sabtu, 15 Desember 2012

JADIKAN IPTEK SEBAGAI KEKUATAN UNTUK TINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Techno
Teknologi dan kemandirian bangsa adalah sesuatu yang sangat bersinggungan. Iptek sudah dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Di lima tahun kedua atau  RPJM 2, ada kata-kata membangun kemampuan iptek, kemudian di RPJM ke tiga yang akan kita mulai pada 2015 kemampuan iptek tidak cukup hanya dibangun saja, tetapi harus dijadikan landasan untuk membangun perekonomian. Landasan hukumnya sudah ada yaitu kata-kata itu, kemampuan iptek harus kita jadikan landasan pengembangan ekonomi di Indonesia.
Demikian dikatakan Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB), Listyani Wijayanti dalam paparannya yang sekaligus membuka acara Konferensi Sains dan Teknologi di Alam Melayu (SALAM) 2 dengan tema Iptek di Alam Melayu Sebagai Kekuatan untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Ketahanan Kawasan di Era Globalisasi di Universitas Yarsi Jakarta (12/12).
Untuk menuju kemandirian teknologi ada tiga prasyarat yang harus dimiliki, pertama, harus memiliki SDM yang unggul, kemudian lembaga litbang yang unggul serta suatu sistem inovasi yang berjalan dengan baik, yang  tentunya ini akan menghasilkan produk teknologi yang unggul. Sehingga ketiga hal ini yang kita usulkan menjadi elemen kemandirian teknologi dapat dicapai, dapat mengurangi ketergantungan impor teknologi, meningkatkan daya saing produk nasional dan meningkatkan ekspor produk teknologi tinggi.
Permasalahan yang ada sekarang ini menurut Listyani adalah masih rendahnya kepercayaan industri terhadap kemampuan teknologi lokal. Selain itu juga masih belum optimalnya link and match industri dan institusi litbang, masih relatif kecilnya pendanaan litbang serta kondisi kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung dan belum sinergis.
Kondisi tersebut menghadapkan Indonesia pada dua pilihan yaitu business as usual atau mandiri. Business as usual berarti terus menerus mengimpor teknologi yang nantinya akan menyebabkan ketergantungan teknologi sehingga pertumbuhan ekonomi hampir tidak ada, penyerapan tenaga kerja kecil, SDM rapuh serta ketergantungan asing yang sangat besar. Sementara jika Indonesia melakukan proses atau upaya kemandirian Ipteknas yang diikuti oleh partisipasi industri nasional, tentu saja akan terwujud negara industri yang sesungguhnya yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik penyerapan tenaga kerja yang baik .
“Kalau kita ingin menjadi negara yang mandiri Ipteknasnya, maka ini menjadi tugas kita semua untuk dapat melakukannya. Tujuan kita adalah menjadikan ipteknas menjadi tuan rumah di negeri sendiri, maka harus diciptakan suatu peluang pasar yang baik buat Ipteknas tersebut, sehingga pengembangan iptek dasar, iptek terapan dan industrinya dapat dilakukan secara bersama-sama bersinergi,” ungkapnya.
Ada tiga element penting dalam kerangka kerja sistem inovasi nasional kita yaitu sistem politik, sistem pendidikan, litbang, dan sistem industri, ketiganya ini tidak boleh berjalan sendiri, harus bersama-sama bersinergi untuk melakukan suatu kegiatan yang biasa disebut triple helixs ABG. Mengenai konsep ABG di Indonesia, Listyani megatakan ada dua kata kunci yang harus dicermati yaitu aligment dan engagement. Dalam alignment, pemerintah harus menyediakan insentif, menyediakan teknologi oleh institusi litbang kemudian regulasi dan promosi hasil teknologi. Kemudian Engagement, pemerintah harus memfasilitasi dialog yang intensif dan interaktif antara A dan B untuk membangun kemitraan yang konkrit.
Konsep sinergi ABG merupakan pengembangan teknologi dari awal yang harus melibatkan pihak pengguna dan pembuat regulasi. Kemudian pengembangan teknologi untuk meningkatkan efesiensi dan produktivitas UKM, fokus pengembangan teknologi pada bidang tertentu namun teknologi strategis (seperti teknologi hankam) seyogyanya negara yang melakukannya serta koordinasi lintas sektor ditingkatkan.
Dalam konteks Sains dan Teknologi di Alam Melayu, Listyani mengusulkan agar teknologi tidak diberikan secara cuma-cuma. Sehingga menjadi langkah strategis apabila ada aksi kedepan untuk merebut penguasaan teknologi yang saat ini masih dikuasai bangsa barat. Kerjasama antar institusi litbang dan perguruan tinggi rumpun melayu mutlak segera dilakukan dalam rangka menguasai teknologi hasil karya yang unggul, sehingga kemandirian teknologi di Ranah Melayu segera dapat terwujud.

Sumber: BPPT

Minggu, 09 Desember 2012

Ekonomi Sumber Daya Alam Akan Beralih Ekonomi Bernilai Tambah

Picture Value Added
Indonesia harus berhenti mengandalkan sumber daya alam dan pasar domestik sebagai faktor penarik investasi utama.
Kepala BKPM Chatib Basri mengatakan belum puas pada tren kenaikan arus investasi langsung ke Indonesia karena masih mengandalkan pola penjualan aset.
Dia menjelaskan selama ini investasi yang masuk ke Indonesia kebanyakan mengincar 2 aset utama Tanah Air, yaitu cadangan sumber daya alam dan kekuatan pasar domestik.
Chatib memaparkan kecenderungan tersebut bisa digambarkan oleh peran besar sektor pertambangan dan pergudangan dalam realisasi investasi Indonesia pada kuartal I/2012.
Realisasi penanaman modal asing (PMA) pada sektor pertambangan pada periode tersebut adalah US$1.082,6 juta, atau atau 18,9% dari total realisasi investasi pada kuartal I/2012.
Adapun realisasi PMA sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi pada kuartal I/2012 mencapai US$764,8 juta.
Daya tarik sumber daya alam Indonesia, jelas Chatib, akan semakin berkurang seiring penurunan harga energi dan komoditas mentah di pasar global.
“Aset kita itu natural resources dan pasar domestik. Ini lama kelamaan akan tergerus. Berarti harus ada hal lain yang menjadi daya tarik,” katanya  hari ini Kamis (12/6/2012).
Di sisi lain, dia mengatakan Indonesia menghadapi persoalan tren investasi pada sektor pengolahan yang relatif mengandalkan kekuatan konsumsi masyarakat.
Sektor makanan minuman dan otomotif yang mengandalkan konsumsi domestik, masih merupakan 2 dari 3 sektor sekunder dengan realisasi investasi terbesar pada kuartal I/2012.
Realisasi investasi pada sektor makanan minuman pada kuartal I/2012 sebesar US$384,8 juta, sedangkan realisasi investasi industri kendaraan bermotor mencapai US$448,9 juta.
“Permasalahan dari sektor manufaktur kita adalah daya saing yang relatif terbatas. Tapi saya tidak akan bicara per sektor. Pembenahan iklim itu akan berpengaruh across the board [ke seluruh sektor],” tegas Chatib.
Atas dasar itu, dia memaparkan pembenahan iklim investasi dan penyederhanaan regulasi akan menjadi fokus BKPM dalam jangka pendek.
“Sebetulnya banyak sekali, tapi yang peling penting perlu buat kebijakan yang tidak terlalu panjang tapi menarik, misalnya simplifikasi peraturan,” kata Chatib.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan dampak realisasi investasi pada kenaikan nilai tambah produk ekspor manufaktur Indonesia membutuhkan waktu 6—18 bulan.
Dia menjelaskan penyusutan surplus perdagangan Indonesia saat ini banyak disumbangkan oleh impor komponen produksi dan barang modal.
Impor komponen produksi tersebut, menurut dia, akan mendorong nilai tambah produk ekspor Indonesia yang saat ini masih didominasi komoditas mentah.
“Saya yakin multiplikasi nilai produk akan terlihat paling apes 18 bulan dari sekarang, ketika itu akan terjadi peningkatan nilai ekspor. Nilai, bukan volume,” kata Gita. (sut)

Sumber: Detik

Akhir 2016, Batan Tekno Jual Produk Turunan Nuklir di USA


Jakarta - Batan Tekno, mulai akhir 2016 siap memproduksi produk turunan nuklir untuk keperluan medis, radioisotop di Amerika Serikat (AS). Saat ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) nuklir ini masih terlibat proses penyelesaian desain pabrik reaktor untuk radioisotop dengan mitranya di AS.


Dirut Batan Tekno, Yudiutomo Imardjoko mengatakan pada proses pendirian pabrik nuklir untuk keperluan medis ini, Batan Tekno menggandeng perusahaan nuklir swasta asal AS, Babcock & Wilcox Company.



"Kalau desainnya, tahun 2013, kemudian dibangun, nanti baru berproduksi 2016 akhir," tutur Yudi kepada detikFinance, Senin (27/11/2012).



Yudi mengatakan, nantinya pabrik reaktor nuklir radioisotop ini akan berdiri pada lahan seluas 2.500 m2 di kota Virginia. Harapannya, setelah berorerasi mulai akhir 2016, pabrik ini bisa menghasilkan 4000 curie radioisotop per minggu.



"Produksi 4.000 curie per minggu, harga jualnya US$ 500 dollar per curie kali 52 minggu setahun," tambahnya.



Produk radioisotop ini, sepenuhnya akan dijual untuk memenuhi kebutuhan di Amerika Serikat. "Itu dijual di Amerika. Itu saja masih kurang karena Amerika kebutuhan 6000 curie seminggu padahal produksi 4000 curie," paparnya.



Untuk proses produksi, Yudi menjelaskan, setidaknya diperlukan 300 pekerja yang datang dari Indonesia dan Amerika Serikat. "Total 300 tenaga dan itu tergantung saham kita di sana," sebutnya.



Mendirikan pabrik reaktor ini, setidaknya Batan tekno dan perusahaan mitranya harus menggelontorkan dana investasi mencapai US$ 170 juta atau setara 1,53 triliun namun Yudi belum mau menyebut berapa besar saham yang akan dimiliki Batan Tekno



Selain itu, Yudi menegaskan Menteri BUMN Dahlan Iskan sangat antusias mendukung mega proyek Batan Tekno di Amerika Serikat ini.



"Senang sekali, Pak Menteri mengatakan sekarang ini program pemerintah, bukan jadi program Batan Tekno, jadi ini harus jalan," kata Yudi menirukan ungkapan Dahlan.

Sumber: Detik

Produk CPO RI Selamat dari Ancaman Pajak Impor Sawit 300% di Prancis

Kebun Kelapa Sawit di Indonesia
Jakarta - Desakan adanya pajak impor untuk produk sawit sebesar 300% yang masuk ke Prancis batal. Parlemen Prancis tak menyetujuinya, sehingga kepentingan ekspor sawit Indonesia ke Prancis aman dari rencana tersebut.

Hal ini berawal dari kampanye hitam yang dilakukan oleh beberapa aktivis di Prancis beberapa waktu lalu soal berbahaya mengkonsumsi produk palm oil atau sawit. Kampanye hitam itu diberi nama Nutela Proposal. 

Nutela Proposal adalah suatu reaksi yang diajukan sekelompok orang di Prancis untuk mengharuskan negara penghasil minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) membayar bea masuk sawit sebesar 300% ke negara Prancis.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi telah mengunjungi Prancis dan melihat perkembangan kasus ini. Bayu menilai produk sawit Indonesia tak terganggu.

"Usulan bea masuk produk palm oil sebesar 300% sudah ditolak parlemen Prancis. Kita sudah berhasil memberikan informasi dan macam-macam mengenai ini," ungkap Bayu di Kantor kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais Jakarta, Jumat (7/12/2012).

Bayu mengatakan pihak parlemen Prancis sudah 2 kali melakukan penolakan terhadap pengajuan senator yang memberatkan produk palm oil.

"Sebagai negara yang berdaulat itu adalah hak mereka, tetapi kita akan perjuangkan. Mereka kan pakai senator tetapi parlemen yang memutuskan. Saat ini sudah 2 kali ditolak," tutupnya. 

Seperti diketauhi Nutela Nutela Proposal disuarakan oleh orang Prancis karena menurut mereka produk sawit berbahaya. Menurut catatan Kementerian Perdagangan hal serupa juga pernah ditemukan 10-15 tahun yang lalu. Negara Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama dengan alasan produk lemak jenuh yang dihasilkan CPO sangat berbahaya bagi kesehatan.

Bayu mengingatkan kampanye hitam kepada produk sawit akan terus dilakukan di Belahan Eropa dan Amerika Serikat khususnya. Oleh karena itu Ia mengingatkan untuk terus mengembangkan produk CPO menjadi produk yang aman dan bersertifikat "Suistainable Palm Oil". Saat ini baru 7-8 juta ton dari 22 juta ton produk CPO yang mempunyai sertifikat tersebut.

"Bahwa mereka (Eropa dan Amerika) sawit ini tidak ramah lingkungan. Sawit kita baru 7-8 juta ton yang punya sertifikat suistainable palm oil dari 22 juta ton CPO yang kita hasilkan tiap tahunnya. Tahun 2017 harus semua produk CPO yang diekspor mempunyai sertifikat. Kita sudah memperhatikan azas-azas ramah lingkungan," jelas Bayu.

Sumber: Detik Finance

Kebijakan Mobil Murah Japan LGLC Mengancam Produk Mobil Nasional

Mobil Murah LGLC 
Toyota Agya yang diproyeksikan sebagai mobil murah, kini galau karena regulasi Low Cost Green Car (LCGC) dari pemerintah tak kunjung diterbitkan. Hal yang sama juga dialami calon konsumennya. "Di lain hal, dealer juga semakin pusing karena harus menahan gelombang peminat yang sangat besar" begitulah menurut Marketing Toyota.

Untuk itulah, menurut Jodjana Jody, Chief Executive Officer Auto2000, semua dealer diperintahkan untuk tidak mempromosikan Agya saat ini. Di lain hal, juga tidak menutup diri untuk mendata bagi konsumen yang ingin memesan. 

”Agya, banyak sekali yang memesan. Data yang masuk sudah lebih dari 10.000 peminat. Saya sudah meminta dealer fokus menjual produk yang sudah ada. Semuanya belum jelas! Regulasi belum turun. Akibatnya mobil tidak bisa diproduksi," jelasnya kepadaKompasOtomotifhari ini (4/12) usai peresmian Auto2000 Kelapa Gading.

Praktis, kini Auto2000 ”wait and see”. Jody juga tidak mau menyebut jumlah konsumen yang sudah menitipkan tanda untuk memesan mobil tersebut. ”Tanda jadi yang sudah diserahkan itu adalah daftar antri. Kalau disebut inden, pasti kami dikejar,” candanya.


Mobil-mobil LCGC menurut Johnny harapan rakyat dan ”dewa penyelamat” industri otomotif tahun depan. Pasalnya, penjualan mobil nasional diprediksi akan tetap malah turun karena beberapa faktor. ”Kompensasinya, regulasi LCGC. Apalagi ada indikasi gaji naik tahun depan, orang-orang yang naik motor pengen beli mobil,” ujar Johnny.

"Seharusnya Anda tanya ke Pemerintah, bukan ke saya," canda Johnny Darmawan. Waduh Konspirasi Marketing Nih.... Untuk Menekan Pemerintah Lalu Mengatas Namakan Rakyat Dengan Data Pesanan Yang Banyak? 10.000 Peminat Mobil Murah LGLC Benarkah? Tidak Usahlah Perusahaan Otomotif Japan Yang Sudah Besar Dan Berkelas Internasional Merengek Ke Pemerintah Indonesia.


Mobil Nasional, Esemka Rajawali
Sebagaimana kita amati Perusahaan Mobil Nasional Seperti Asianusa, Esemka dll. Mereka tidak pernah meminta, merengek, menekan ke pemerintah (seperti yang dilakukan oleh merk lain dalam berita tersebut) agar berpihak ke mobnas karena menurut para produsen mobnas "ibarat membenturkan kepala ke tembok yg keras. Sudah lama kebijakan di Bappenas disetir oleh ATPM agar negeri kita hanya berkutat di industri komponen untuk mendukung industri mereka. 

Adanya ASEAN free trade akan "menganggap" komponen dr negara ASEAN sbg produk lokal. Pola sejarah sepertinya berulang. Ada penjajah, ada antek penjajah, ada pejuang dan ada rakyat yg siap mendukung perjuangan. Penjajah mungkin sdh jelas. Tinggal kita memposisikan diri kita dimana. Sulit rasanya kita minta kepada penjajah agar kita merdeka. Demikian pula sulit minta agar antek penjajah membela kita untuk merdeka. Lah para antek sudah mendapatkan kenikmatan yg besar. Kecuali mereka segera sadar, bertobat, dan kembali ke jalan yg benar. Jadi sekarang ini hanya dukungan rakyatlah yangg bisa diandalkan", seperti yang diungkapkan dalam diskusi mereka di Jejaring Sosial.

Sangat lucu sekali kalau dicermati dari berita tersebut bahwa produk asing kelihatan mendesak pemerintah untuk segera menerbitkan LCGC dengan dalih sudah ada pemesan lebih dari 10ribu unit, desakan ini dimulai dalam pameran IIMS2012 dimana mereka memamerkan produk Agya dan Ayla serta menggembor2kan bahwa mereka menunggu pemerintah mengeluarkan kebijakan LCGC. ditambah lagi dengan candaan dari Johny Darmawan: "Seharusnya Anda tanya ke Pemerintah, bukan ke saya," dalam menjawab pertanyaan wartawan serta para konsumen yang menunggu diproduksinya kendaraan tersebut. Kenapa mereka menggunakan intimidasi seperti itu kepada pemerintah?



Sabtu, 08 Desember 2012

Boediono Ingatkan RI Soal 'Kutukan Sumber Daya Alam'

Boediono
Jakarta - Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Biasanya, negara yang kaya SDA sulit untuk maju karena cenderung santai dan malas.

Hal tersebut adalah sentilan yang diutarakan oleh Wakil Presiden Boediono di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (8/5/2012).

"Saya ingin ingatkan pada satu teori mengenai kemajuan pertumbuhan ekonomi negara. Teori ini mengatakan suatu negara yang dilimpahi dengan SDA yang besar itu kemudian cenderung tidak bisa maju berkelanjutan," ujar Boediono.

Dikatakan Boediono, ada sebuah teori yang bernama 'Teori Kutukan Sumber Daya Alam'. Artinya, mereka yang dikaruniai sumber daya alam melimpah justru kalau tidak hati-hati bisa jadi kutukan dan menjadikan bangsa tidak maju-maju. 

"SDA yang melimpah cenderung membuat manusia agak santai dan malas, karena tinggal ambil dan jual saja dan ini ada negara yang dilimpahi minyak dan permata dan mineral yang harga tinggi, penduduk sedikit mereka hanya menjual SDA, terbuai oleh kemudahan hidup sehingga terlena suatu saat harga anjlok maka dia akan kaget," tuturnya.

Boediono juga menyindir, SDA melimpah yang dimiliki Indonesia membuat orang malah berebut menghabiskan SDA tersebut, dan tak mau menciptakan sesuatu yang baru.

"Kalau SDA tidak bisa ditransformasikan menjadi kemampuan kreatif SDM maka bangsa kita akan gagap, sangat penting sekali bagaimana kita kelola SDA sehingga bisa ubah menjadi kreativitas dan inovasi SDM," jelas Boediono. 

"Ini peringatan kita semua, kalau masih mempunyai, dapatkan, manfaatkan SDA untuk diolah, gunakan secara baik jangan sampai kita lewati tahap di mana akhirnya kita tidak bisa maju lagi," kata Boediono.

Sumber : Detik