Welcome

News Industri Indonesia

Selasa, 25 Desember 2012

Produsen Asing Mendesak Pemerintah Mengeluarkan Kebijakan Mobil Murah LGLC, Sedangkan Produsen Mobil Nasional Semakin Tertekan Dengan Kebijakan Tersebut

Sebelum Desain Ulang, SMK Motor Company - Rajawali 1
Jakarta, Tahun 2013 mestinya merupakan tahun yang menggembirakan bagi konsumen mobil, khususnya yang berkocek tipis. Pasalnya, di tahun 2013 ini, akan ada banyak mobil murah, termasuk yang berkonsep ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC).

Pilihannya cukup banyak. Grup Astra International, misalnya, sudah memperkenalkan dua mobil murah, Daihatsu Ayla dan Toyota Agya. Harga mobil yang memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sekitar 84% harganya kemungkinan hanya sekitar Rp 70 juta hingga Rp 80 juta per unit.
Namun, harga sesungguhnya masih menunggu beleid pemerintah yang akan mengatur insentif mobil murah dan ramah lingkungan lewat rancangan aturan low carbon emission program (LCEP). Nissan Motor Corp juga akan meluncurkan mobil murah Datsun. Namun, kemungkinan baru pada tahun 2014. Nissan Motor merampungkan terlebih dulu pabrik baru pada tahun 2013. Pabrik ini akan memproduksi mobil Datsun. Belum lama ini, Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia, Kintaro Izumida, bilang, juga masih akan mempelajari beleid tersebut.

Sementara PT Honda Prospect Motor juga sudah menyiapkan pabrik untuk memproduksi mobil dengan konten lokal hingga 80%. "Model ini nantinya jadi 'kakaknya' Brio yang akan diproduksi khusus di Indonesia pada tahun depan," ujar Direktur Pemasaran Honda Prospect, Jonfis Fandy. Honda Prospect merilis Brio, city car teranyarnya, pada Agustus 2012.

LCGC memang menjadi magnet investasi pabrikan otomotif global di Indonesia. KONTAN mencatat, total investasi Grup Toyota, Nissan, Honda dan Suzuki untuk proyek LCGC di Indonesia mencapai Rp 27,9 triliun dalam beberapa tahun mendatang. Tidak hanya produsen asal Asia, pabrikan otomotif asal Eropa juga tertarik membenamkan investasi di program mobil murah  dan ramah lingkungan ini. Di proyek ini, Volkswagen akan menggelontorkan Rp 1,26 triliun untuk membangun pabrik perakitan mobil berkapasitas produksi 50.000 unit per tahun. Aturan LCGC maupun LCEP menawarkan insentif yang menarik. Misalnya insentif  pembebasan bea masuk impor completely knocked down (terurai) dan diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) selama 18 bulan. Insentif lainnya adalah pembebasan bea masuk impor komponen selama delapan tahun. "Syaratnya mobil yang diproduksi hemat bahan bakar minimal 20 kilometer per liter," ujar Budi Darmadi, Dirjen Industri Otomotif Kementerian Perindustrian, kepada KONTAN, Jumat (21/12).
Dia menjelaskan mobil hijau tak boleh menggunakan bahan bakar bersubsidi dan harus beroktan 92. Mobil LCGC dirancang berkapasitas di bawah 1.200 cc. Sedangkan mobil berkapasitas di atas 1.200 cc mengikuti ketentuan LCEP. "Insentif dan syaratnya berbeda-beda, tergantung jenis mobil dan kapasitasnya. Jadi detailnya tunggu keluar," tambah Budi.
Sesudah Desain Ulang, Smk Motor Company - Rajawali 2


Pemerintah siap menerbitkan beleid mobil hijau di akhir tahun ini. "Secepatnya, sekarang sudah dalam proses legal administration," ucap Budi. Ketua Gaikindo, I Jongkie D Sugiarto, menilai insentif atas mobil LCGC dan LCEP tentu menarik bagi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). Meski belum jelas kapan kebijakan mobil hijau akan terbit, dua ATPM terus memasarkan mobil LCGC. AUTO2000 telah menerima lebih dari 12.000 unit inden untuk Toyota Agya. Sedangkan Astra International-Daihatsu Salese Operation mencatat inden Daihatsu Ayla mencapai lebih dari 5.000 unit hingga November 2012.

Sedangkan produsen dalam negeri seperti yang diungkapkan oleh pihak SMK Motor Company "Kami sangat merasakan tekanan tersebut. Segala tindak tanduk mobil Esemka, mulai dari segi pemasaran segala hingga teknologi, selalu dipantau." jelas Gampang Sarwono saat berbincang kepada Okezone, di Solo Techno Park, Senin (10/12/2012).

Pihak SMK Motor Company sendiri mengungkapkan kekesalannya melalui facebook tersebut "Apakah kami anak bangsa Indonesia (SMK) ini tidak boleh berproduksi dan belajar tentang mobil bensin? atau ada upaya melemahkan semangat anak anak negeri (SMK) untuk memproduksi? maaf kami belajar dari angka 0 (NOL) bukan dari angka 8 atau 10

SMK Akan Tetap maju terus pantang untuk sekali pun mundur untuk dunia pendidikan dan Industri otomotif Indonesia
 

Smk Motor Company Indonesia Pasti Bisa !!!" sebagian perasaan pebisnis dalam negeri yang merasa dihambat oleh pemerintah untuk mengamankan pasang asing terkait Kontrak Investasi Pemerintah terhadap asing.

Pihak luar dari Smk Motor Company seperti penggemar SMK yaitu Hidayat Amrullah melontarkan pernyataan melalui Facebook dengan menyatakan bahwa "Mobil Rajawali-2 itu sudah melenceng dari design awal seperti bentuk Chery Tigo" desain tersebut sudah melenceng dan tidak menimbulkan kesan macho seperti sebelumnya.

Sumber: Kontan

Tidak ada komentar: