Welcome

News Industri Indonesia

Minggu, 09 Desember 2012

Kebijakan Mobil Murah Japan LGLC Mengancam Produk Mobil Nasional

Mobil Murah LGLC 
Toyota Agya yang diproyeksikan sebagai mobil murah, kini galau karena regulasi Low Cost Green Car (LCGC) dari pemerintah tak kunjung diterbitkan. Hal yang sama juga dialami calon konsumennya. "Di lain hal, dealer juga semakin pusing karena harus menahan gelombang peminat yang sangat besar" begitulah menurut Marketing Toyota.

Untuk itulah, menurut Jodjana Jody, Chief Executive Officer Auto2000, semua dealer diperintahkan untuk tidak mempromosikan Agya saat ini. Di lain hal, juga tidak menutup diri untuk mendata bagi konsumen yang ingin memesan. 

”Agya, banyak sekali yang memesan. Data yang masuk sudah lebih dari 10.000 peminat. Saya sudah meminta dealer fokus menjual produk yang sudah ada. Semuanya belum jelas! Regulasi belum turun. Akibatnya mobil tidak bisa diproduksi," jelasnya kepadaKompasOtomotifhari ini (4/12) usai peresmian Auto2000 Kelapa Gading.

Praktis, kini Auto2000 ”wait and see”. Jody juga tidak mau menyebut jumlah konsumen yang sudah menitipkan tanda untuk memesan mobil tersebut. ”Tanda jadi yang sudah diserahkan itu adalah daftar antri. Kalau disebut inden, pasti kami dikejar,” candanya.


Mobil-mobil LCGC menurut Johnny harapan rakyat dan ”dewa penyelamat” industri otomotif tahun depan. Pasalnya, penjualan mobil nasional diprediksi akan tetap malah turun karena beberapa faktor. ”Kompensasinya, regulasi LCGC. Apalagi ada indikasi gaji naik tahun depan, orang-orang yang naik motor pengen beli mobil,” ujar Johnny.

"Seharusnya Anda tanya ke Pemerintah, bukan ke saya," canda Johnny Darmawan. Waduh Konspirasi Marketing Nih.... Untuk Menekan Pemerintah Lalu Mengatas Namakan Rakyat Dengan Data Pesanan Yang Banyak? 10.000 Peminat Mobil Murah LGLC Benarkah? Tidak Usahlah Perusahaan Otomotif Japan Yang Sudah Besar Dan Berkelas Internasional Merengek Ke Pemerintah Indonesia.


Mobil Nasional, Esemka Rajawali
Sebagaimana kita amati Perusahaan Mobil Nasional Seperti Asianusa, Esemka dll. Mereka tidak pernah meminta, merengek, menekan ke pemerintah (seperti yang dilakukan oleh merk lain dalam berita tersebut) agar berpihak ke mobnas karena menurut para produsen mobnas "ibarat membenturkan kepala ke tembok yg keras. Sudah lama kebijakan di Bappenas disetir oleh ATPM agar negeri kita hanya berkutat di industri komponen untuk mendukung industri mereka. 

Adanya ASEAN free trade akan "menganggap" komponen dr negara ASEAN sbg produk lokal. Pola sejarah sepertinya berulang. Ada penjajah, ada antek penjajah, ada pejuang dan ada rakyat yg siap mendukung perjuangan. Penjajah mungkin sdh jelas. Tinggal kita memposisikan diri kita dimana. Sulit rasanya kita minta kepada penjajah agar kita merdeka. Demikian pula sulit minta agar antek penjajah membela kita untuk merdeka. Lah para antek sudah mendapatkan kenikmatan yg besar. Kecuali mereka segera sadar, bertobat, dan kembali ke jalan yg benar. Jadi sekarang ini hanya dukungan rakyatlah yangg bisa diandalkan", seperti yang diungkapkan dalam diskusi mereka di Jejaring Sosial.

Sangat lucu sekali kalau dicermati dari berita tersebut bahwa produk asing kelihatan mendesak pemerintah untuk segera menerbitkan LCGC dengan dalih sudah ada pemesan lebih dari 10ribu unit, desakan ini dimulai dalam pameran IIMS2012 dimana mereka memamerkan produk Agya dan Ayla serta menggembor2kan bahwa mereka menunggu pemerintah mengeluarkan kebijakan LCGC. ditambah lagi dengan candaan dari Johny Darmawan: "Seharusnya Anda tanya ke Pemerintah, bukan ke saya," dalam menjawab pertanyaan wartawan serta para konsumen yang menunggu diproduksinya kendaraan tersebut. Kenapa mereka menggunakan intimidasi seperti itu kepada pemerintah?



Tidak ada komentar: