TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Kementerian Koordinator Perekonomian membuka Pendidikan Dasar Wirausaha Ekspor pertama di kawasan Parahyangan Timur, yakni di Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Ciamis, dan Banjar.
Pendidikan ini diharapkan dapat mencetak orang berjiwa wirausaha tinggi yang dapat membangun jaringan global sebagai saudagar yang mendunia.
"Kami sedang mengembangkan program pelatihan untuk mengubah mindset (cara pikir) dari kebiasaan membeli menjadi menjual," ujar Deputi Bidang Koordinasi Perdagangan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Edy Putra Irawadi di Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2011).
Menurut Edy, Pendidikan Dasar Wirausaha Ekspor ini dimulai di Parahyangan Timur, yakni Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Ciamis, Garut, dan Banjar.
Kawasan ini dipilih pertama karena industri rumahan sudah berkembang pesat, tetapi butuh pengembangan. Sebagai contoh, di Tasikmalaya tumbuh industri pakaian muslim dan produk derivasinya. Ini menopang program pemerintah yang ingin membawa busana muslim ke pasar global.
"Pada tahun 2020, kami akan membawa Islamic Fashion kita sebagai kiblat busana muslim dunia. September 2011, kami akan membawa produk itu ke Paris untuk menunjukkan bahwa busana muslim kita sangat berurat berakar karena didukung tradisi," ujar Edy.
Adapun Garut sudah mengembangkan akar wangi, rami, produk kulit, dan makanan olahan, seperti cokodot. "Atas dasar itulah, kami pilih Parahyangan Timur yang sudah tumbuh industrinya," ujarnya.
Edy mengatakan, peserta yang akan ikut dalam pendidikan ini diharapkan dapat membangun jaringan usaha. Jaringan itulah yang akan membentuknya menjadi saudagar global. "Jadi nanti yang membuat barang di Garut, modal dari Jakarta, dipasarkan ke Amerika. Jadilah Bill Gate dan George Soros,"(dengan begitu dibuat didalam negeri diolah agar barang tersebut memiliki nilai tambahnya)
Kami sedang mengembangkan program pelatihan untuk mengubah "mindset" cara pikir dari kebiasaan membeli menjadi menjual.
-- Edy Putra Irawadi
"Kami sedang mengembangkan program pelatihan untuk mengubah mindset (cara pikir) dari kebiasaan membeli menjadi menjual," ujar Deputi Bidang Koordinasi Perdagangan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Edy Putra Irawadi di Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2011).
Menurut Edy, Pendidikan Dasar Wirausaha Ekspor ini dimulai di Parahyangan Timur, yakni Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Ciamis, Garut, dan Banjar.
Kawasan ini dipilih pertama karena industri rumahan sudah berkembang pesat, tetapi butuh pengembangan. Sebagai contoh, di Tasikmalaya tumbuh industri pakaian muslim dan produk derivasinya. Ini menopang program pemerintah yang ingin membawa busana muslim ke pasar global.
"Pada tahun 2020, kami akan membawa Islamic Fashion kita sebagai kiblat busana muslim dunia. September 2011, kami akan membawa produk itu ke Paris untuk menunjukkan bahwa busana muslim kita sangat berurat berakar karena didukung tradisi," ujar Edy.
Adapun Garut sudah mengembangkan akar wangi, rami, produk kulit, dan makanan olahan, seperti cokodot. "Atas dasar itulah, kami pilih Parahyangan Timur yang sudah tumbuh industrinya," ujarnya.
Edy mengatakan, peserta yang akan ikut dalam pendidikan ini diharapkan dapat membangun jaringan usaha. Jaringan itulah yang akan membentuknya menjadi saudagar global. "Jadi nanti yang membuat barang di Garut, modal dari Jakarta, dipasarkan ke Amerika. Jadilah Bill Gate dan George Soros,"(dengan begitu dibuat didalam negeri diolah agar barang tersebut memiliki nilai tambahnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar