Welcome

News Industri Indonesia

Selasa, 13 September 2011

MENDOBRAK DOMINASI ASING DALAM INDUSTRI KABEL SERAT OPTIK BAWAH LAUT

Untuk membangun dan memenuhi sistem kabel serat optik bawah laut PALAPA RING dan proyek-proyek pembangunan sistem kabel serat optik bawah laut lainnya di Indonesia, BPPT dan PT Communication Cable System Indonesia (CCSI), sepakat melakukan kerjasama (6/09). Ditandai dengan Penandatanganan Kesepakatan Bersama tentang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Kabel Sistem Serat Optik Bawah Laut di Indonesia, kerjasama ini juga bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk industri nasional.


Dalam laporannnya, Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, Yudi Anantasena mengatakan kerjasama ini telah berlangsung sejak tiga tahun lalu. "Industri kabel serat optik bawah laut Indonesia, diharapkan akan menguat dengan kolaborasi positif kedua belah pihak ( BPPT-CCSI -red). Terlebih lagi, CCSI merupakan produsen kabel serat optik terkemuka di Indonesia," terangnya.
Peter Djatmiko, Direktur Utama PT CCSI, kembali menegaskan hal yang sama dalam sambutannya. "MoU ini adalah bukti konkrit dukungan pemerintah terhadap produk dalam negeri. Dengan  kerjasama PT CSSI dan BPPT, menjadi titik awal kita untuk mendobrak dominasi perusahaan asing di Indonesia," katanya.
"Sebagai negara kepulauan," lanjutnya, "peluang kabel serat optik bawah laut sangatlah besar". Estimasi kedepan, diperkirakan 36ribu kilometer kabel laut yang kita butuhkan. Tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk pendeteksi tsunami, tapi juga untuk sistem TIK di Indonesia. "Bayangkan kalau rencana sepenting ini dapat dikerjakan oleh industri dalam negeri. Tentunya akan banyak hal positif yang didapat," jelas Peter.
Sementara itu, Kepala BPPT, Marzan A Iskandar, mengatakan bahwa penandatanganan ini merupakan salah satu perwujudan akan komitmen BPPT terhadap upaya peningkatan daya saing industri nasional. "Kita (BPPT) ingin meyakinkan industri dan user untuk menggunakan kemampuan bangsa sendiri," tegasnya.
"Dengan upaya kerjasama ini, kita dapat menunjukan bahwa Indonesia mampu dalam menyediakan suatu fasilitas infrastruktur, terutama kabel serat optik bawah laut. Mari kita satukan kemampuan, agar kerjasama ini dapat benar-benar menjadi titik awal bagi kebangkitan industri kabel serat optik bawah laut," terang Marzan.

Adapun ruang lingkup kerjasama meliputi pengembangan sistem kabel serat optik bawah laut termasuk sistem deteksi tsunami berbasis kabel serat optik bawah laut (cable based Ina TEWS) dan penerapan dan pemasangan sistem kabel serat optik bawah laut. Supervisi proyek pemasangan sistem sistem kabel serat optik bawah laut, survei kelautan sehubungan dengan proyek pemasangan sistem sistem kabel serat optik bawah laut, penyediaan kapal riset serta awak kapal yang memadai sebagai sarana survei dan pemasangan sistem kabel serat optik bawah laut juga menjadi bagian dari ruang lingkup kerjasama ini. (SYRA/humas)

Sumber : BPPT

Tidak ada komentar: