Welcome

News Industri Indonesia

Selasa, 22 November 2011

Mau Jadi Negara Maju, Alihkan Subsidi BBM ke Pendidikan

German Student
Jakarta - Bank Dunia menilai pemerintah Indonesia belum cerdas untuk menggunakan anggaran. Seharusnya subsidi BBM bisa ditekan dan digunakan untuk peningkatan pendidikan di Indonesia.

Padahal untuk menjadi negara maju dengan pertumbuhan lebih cepat, kuncinya ada di pendidikan.

"Pada regulasi, 20% anggaran untuk pendidikan. Ini sudah cukup besar, tapi perlu ada perbaikan penggunaan. Indonesia tinggi di tingkat dasar, perlu memperbaiki tingkat menengah dan pendidikan tinggi," papar Ekonom Senior Bank Dunia Enrique Blanco Armas di kantornya, Gedung BEI, Jakarta, Selasa (22/11/2011).

Menurut Enrique, engan memaksimalkan perubahan sistem subsidi ini maka ada surplus anggaran yang bisa dimanfaatkan untuk pendidikan.

"Untuk menjadi negara maju, harus lebih memanfaatkan pendidikan supaya pertumbuhan bisa lebih cepat," imbuhnya.

Perlu ada transformasi terkait subsidi, agar dapat meningkatkan anggaran bantuan sosial seperti pendidikan dan kesehatan, serta infrastruktur.

"Memang sudah ada pembicaraan menaikkan harga, tapi belum ada reformasi kebijakan bahan kabar," ucap Enrique.

Pemerintah harus berani merumuskan kebijakan baru, seperti menaikan harga BBM subsidi. Opsi lain adalah mengeluarkan kebijakan larangan kuantitatif. Seperti pembatasan jenis kendaraan yang boleh dan tidak menikmati BBM subsidi, atau opsi pembatasan alokasi BBM subsidi secara geografis.

"Contoh, menaikkan harga, kedua, larangan kuantitatif tentu secara administrasi sangat rumit dan kompleks,atau menurut area geografis. Tentu beberapa pilihan ini ada untung dan rugi. Sedang dibicarakan pemerintah," paparnya.

Saat kebijakan bahan bakar tepat, ada potensi penghematan anggaran negara dan dimanfaatkan untuk pos-pos lain. "Ada biaya oportunitas untuk subsidi ke barang lain, infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Ini yang harus diperhatikan," tegas Enrique.

"Memang sudah ada pembicaraan menaikkan harga, tapi belum ada reformasi kebijakan bahan kabar. Transformasi subsidi bahan bakar! Sisa subsidi untuk meningkatkan bantuan sosial," pungkasnya.

Sumber : Detik Finance

Tidak ada komentar: