Welcome

News Industri Indonesia

Selasa, 29 November 2011

PLN, ITB dan ITS Kerjasama 'Jiplak' Komponen PLTU

Jakarta, PT PLN (Persero) bekerjasama mengembangkan rekayasa balik atau reverse engineering untuk 'menjiplak' komponen PLTU dengan ITB dan ITS. Hal ini dilakukan agar Indonesia tak terus bergantung dengan komponen impor dalam setiap pembangunan proyek PLTU.

"Reverse engineering kita punya barang, kita tiru kita jiplak kita bongkar lalu dibuat sendiri yang punya barang tidak tahu. Misalnya kompa kita lihat bagaimana kompanya. Lalu kita buat kompa yang sama dengan fungsi yang sama, kita kerjasama dengan ITS dan ITB," kata Direktur Utama PLN Nur Pamudji di acara MoU antara PLN dengan ITB dan ITS tentang pendidikan dan penelitian ketenagalistrikan di kantor pusat PLN, Jakarta, Kamis (24/11/2011)

Ia mengatakan komponen-komponen yang akan dijiplak itu adalah di komponen yang bisa membuat PLTU itu berfungsi. Menurutnya di PLTU ada komponen utama yaitu boiler dan generator, nantinya yang akan dijiplak adalah komponen pompa dan pipa.

"Rencananya akan segera dimulai kita akan kerjasama identifikasi untuk pembagiannya misalnya ITS di mana, ITB di mana," katanya.

Menurutnya hal yang paling penting dari kerjasama ini adalah soal penguasaan teknologi bagi Indonesia di bidang ketenagalistrikan. Nantinya secara langsung akan mengurangi ketergantungan impor.

"Jadi suatu saat ini kalau bangun PLTU lagi sudah produksi dalam negeri," katanya.

Pamudji juga mengatakan selain kerjasama reverse engineering dimungkinkan kerjasama lainnya seperti pekerjaan redesain, remanufacturing dan lain-lain.

"Sebelumnya dengan ITB dan ITS ada kerjasama transportasi batubara, ITB evaluasi sumur gas dan kerjasama bidang pendidikan. Penandantangan ini kelanjutan dari keerjasama yang telah dibina bersama khususnya dengan ITB sejak 2005 dan ITS tahun 2009 dibidang peneltian dan pengembangan ketenagalistrikan," katanya.

Manager Komunikasi Korporat PT PLN (Persero) Bambang Dwiyanto menambahkan langkah reverse engineering ini tidak akan melanggar hak cipta dari pemilik merek atau lainnya.

"Nggak, nggak tidak ada pelanggaran hak cipta, kita tahu kalau pelanggaan hak cipta ada hukuman 4 tahun, itu sudah menjadi pertimbangan," katanya.

Sumber : Detik Finance

1 komentar:

INTEC mengatakan...

sudah saatnya Indonesia mandiri membangun PLTU. Indonesia kaya akan sumber daya untuk bisa dioptiomalkan.

INTEC memproduksi atap, dinding, tank, pipa, lining frp (fibreglass) yang tahan terhadap karat dan kimia bergaransi hingga 15 tahun.
www.intecfibre.com