Welcome

News Industri Indonesia

Kamis, 20 Oktober 2011

Bank Dunia: Koridor ekonomi jangan abaikan sektor pendidikan

JAKARTA, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia harus dibarengi dengan kebijakan pendidikan tinggi agar lapangan kerja yang diciptakan dapat diserap oleh lulusan dalam negeri dan menurunkan angka pengangguran. 
Upaya Indonesia untuk membangun infrastruktur dan memperbaiki industri manufaktur harus dibarengi dengan pengembangan kapasitas dalam berinovasi. Sistem perguruan tinggi di Indonesia harus bisa membekali para lulusan dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan dan sesuai dengan arah pembangunan nasional.
Demikian diungkapkan Bank Dunia dalam laporan tentang Kontribusi Pendidikan Tinggi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di kawasan Asia Pasifik, hari ini.
"MP3EI ini kan sistem, kalau kita bicara soal membangun sistem ekonomi Indonesia yang sesuai dengan masterplan, maka seluruh komponen-komponen yang mendukung itu harus sinkron, termasuk sistem pendidikannya," ujar ekonom pendidikan Bank Dunia untuk Indonesia Siwage Dharma Negara hari ini.


 Pendidikan, tambahnya, harus menyuplai kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan MP3EI, yang  sudah menentukan enam sektor prioritas, seperti pangan, infrastruktur, dan energi. 
"Ini kalau dicocokan dengan program-program studi unggulan yang ada di perguruan tinggi masih belum pas karena kebanyakan yang ditawarkan masih program studi yang belum relevan dengan kebutuhan itu," ujarnya.
Menurut Siwage, saat ini penyerapan lulusan perguruan tinggi seringkali tidak dibarengi dengan kecocokan bidang keahlian yang dipelajari di perguruan tinggi.
"Kalau tidak dibenahi akan ada missmatch antara bidang studi yang dipelajarii dengan kebutuhan tenaga kerja di perusahaan. Akhirnya kebutuhan tenaga kerja di dalam negeri dipenuhi dengan cara mengimpor ahli-ahli dari luar negeri yang ekspert dan punya technical skill yang lebih baik," papar Siwage.
Dia menekankan pentingnya peran perguruan tinggi untuk menghasilkan sarjana yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional karena penyerapan angkatan kerja dapat memberikan kontribusi yang besar pada pembangunan Indonesia. "MP3EI ini kan jangka panjang hingga 2025, dalam situasi yg penjang kita perlu memetakan dan memprediksi sektor apa yang akan berkembang dan tenaga kerja bidang apa saja yang dibutuhkan. Tapi yang jelas perguruan tinggi harus lebih fleksibel untuk mengantisipasi tren kebutuhan tenaga kerja," ujarnya.
Selain itu, tambah Siwage, masing-masing koridor MP3EI juga harus mempersiapkan perguruan tingginya sehingga dapat menciptakan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pembangunan daerahnya.
Misalnya Sumatera yang mengacu pada MP3EI mengarahkan pembangunan ke sektor pertanian dan pertambangan, universitasnya harus mengembangkan program-program studi itu agar kualitas lulusan sesuai dengan kebutuhan pembangunan daerah.

Sumber : Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar: