Jakarta, Pelaku industri timah dalam negeri memastikan akan memulai menghentikan ekspor timah batangan mulai 1 Oktober 2011. Langkah ini untuk mengembalikan harga timah yang anjlok karena permainan para trader dan fund manager.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Asosiasi Timah Indonesia (AITI) Rudy Irawan kepada detikFinance, Rabu (28/9/2011)
"Kita nggak main-main kita hentikan mulai 1 Oktober sampai harga wajar minimal US$ 24.000 per ton," kata.
Rudy mengatakan beberapa hari ini harga timah di pasar internasional kembali naik karena adanya informasi penghentian ekspor timah. Namun ia memastikan penghentian ekspor timah tetap dilakukan sampai harga yang wajar yaitu US$ 24.000 per ton. Harga timah pada pekan lalu sempat mencapai ke titik terendah US$ 16.900 per ton.
"Ini untuk spot saja, kalau yang sudaj kontrak tetap lanjut," katanya.
Ia menjelaskan selama ini rata-rata Indonesia mengekspor timah sebanyak 8000 ton per bulan. Selama gunjang-ganjing krisis Eropa ini volumenya terus menurun menjadi 6000-6500 ton per bulan.
"Dari total ekspor yang dalam bentuk kontrak sebanyak 60% atau 4500 ton per bulan," katanya..
Indonesia saat ini merupakan produsen timah terbesar di dunia. Produksi timah dari Bangka Belitung mencapai 8.500 ton per bulan ke pasar global. Rencana Indonesia menghentikan ekspor timah itu sempat membuat harga timah melonjak hingga 7,3% menjadi US$ 21.795 per ton pada Selasa. Namun harga sudah turun lagi menjadi 2,5% menjadi US$ 21.250 per ton.
Sumber : Detik Finance
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Asosiasi Timah Indonesia (AITI) Rudy Irawan kepada detikFinance, Rabu (28/9/2011)
"Kita nggak main-main kita hentikan mulai 1 Oktober sampai harga wajar minimal US$ 24.000 per ton," kata.
Rudy mengatakan beberapa hari ini harga timah di pasar internasional kembali naik karena adanya informasi penghentian ekspor timah. Namun ia memastikan penghentian ekspor timah tetap dilakukan sampai harga yang wajar yaitu US$ 24.000 per ton. Harga timah pada pekan lalu sempat mencapai ke titik terendah US$ 16.900 per ton.
"Ini untuk spot saja, kalau yang sudaj kontrak tetap lanjut," katanya.
Ia menjelaskan selama ini rata-rata Indonesia mengekspor timah sebanyak 8000 ton per bulan. Selama gunjang-ganjing krisis Eropa ini volumenya terus menurun menjadi 6000-6500 ton per bulan.
"Dari total ekspor yang dalam bentuk kontrak sebanyak 60% atau 4500 ton per bulan," katanya..
Indonesia saat ini merupakan produsen timah terbesar di dunia. Produksi timah dari Bangka Belitung mencapai 8.500 ton per bulan ke pasar global. Rencana Indonesia menghentikan ekspor timah itu sempat membuat harga timah melonjak hingga 7,3% menjadi US$ 21.795 per ton pada Selasa. Namun harga sudah turun lagi menjadi 2,5% menjadi US$ 21.250 per ton.
Sumber : Detik Finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar