Bandung, Ada satu sejarah penting dicetak PT Dirgantara Indonesia (PT DI) pada 20 Oktober 2011 lalu. Pabrikan pesawat terbang satu-satunya di Asia Tenggara ini mengirimkan komponen ke-2.000 pesawat komersial Airbus A320/A321.
Jadi, kalau kita nanti terbang di dalam A320/A321 produksi akhir, maka penerbangan itu juga disumbang dari industri penerbangan dalam negeri PT Dirgantara Indonesia dari hanggar produksinya, di wilayah Andir, Kota Bandung, Jawa Barat.
"Prestasi ini patut disyukuri karena menjadi bukti semakin kuat kepercayaan mitra kerja PT DI, terutama Airbus Industrie," kata Direktur Aerostructure PT DI, Andi Alisjahbana, di Bandung, Senin.
Sejak 2005, melalui "Program Paragon", PT Dirgantara Indonesia telah mendapat kepercayaan penuh membuat sebagian dari komponen sayap Airbus A320/A321 dari Airbus Industrie.
Konsorsium pembuatan pesawat terbang Eropa Barat yang bermarkas besar di Toulouse, Perancis, ini memilih PT DI karena kinerjanya yang baik dengan harga kompetitif dan pematuhan jadual kontrak yang unggul.
Dalam kontrak dengan Airbus Industrie itu, PT DI berkewajiban membuat dan mengirimkan bagian sayap pesawat terbang A320/A321. Bagian-bagian sayap utama itu adalah Pylon Assy Port/STBD, Assy Fixed Leading Edge INBD (D Nose) dan Leading Edge Skin Assy. Kontrak pembuatan sebagian komponen sayap A320/A321 ini akan berakhir pada 2015.
Dua komponen terakhir menentukan kekuatan dan daya angkat sayap pesawat terbang sementara yang pertama terkait dengan kompartemen tempat mesin pesawat terbang komersial ditempatkan.
Dalam dunia industri penerbangan, penerapan standar baku mutu internasional dan regulasi-regulasi ketat selalu terjadi; inilah yang tidak mampu dipenuhi banyak perusahaan pembuat komponen atau pabrikan pesawat terbang lain. PT DI dinilai mampu mengatasi semua persyaratan itu oleh internasional.
Kontrak pembuatan komponen sayap dari Airbus Industrie itu, katanya, semakin meningkatkan kepercayaan mitra kerja internasional.
"Di sisi lain itu peningkatan kemampuan karyawan PT DI, karena selama enam tahun telah berhasil memberikan sumbangsih berarti, baik bagi PT DI maupun bagi dunia kedirgantaraan Eropa khususnya, dan umumnya bagi kedirgantaraan dunia," kata Alisjahbana.
Secara khusus, Alisjahbana mengucapkan terimakasih kepada seluruh karyawan PT DI yang dengan penuh dedikasi dan loyalitas telah bekerja tanpa mengenal lelah demi tercapainya target penyerahan komponen A320/A321 yang ke-2000 secara tepat waktu.
Pesawat Airbus A320 dan A319 (lebih kecil) yang sekelas dan bersaing ketat dengan Boeing B-737 buatan Boeing di Everett, Georgia, Amerika Serikat, terhitung produk konsorsium Airbus Industrie yang paling populer dan diproduksi dalam jumlah besar.
PT DI selama 20 tahun terakhir telah membuat banyak pesawat dan senjata, baik untuk tujuan ekspor maupun untuk kepentingan di dalam negeri. Selain itu telah banyak pula personil ahli perusahaan tersebut yang dikirimi untuk membantu pabrik pembuatan pesawat, seperti ke Iran, Korea Selatan dan Turki.
Pesawat CN-235 produk kerjasama PT DI (semasa masih bernama PT IPTN) dengan CASA Spanyol pada pertengahan 1980-an hingga kini dikenal sebagai pesawat transpor sipil dan militer yang sangat handal.
Pemakai-pemakai CN-235, selain negara-negara itu, juga termasuk AS dan Perancis.
Sumber : Antara News
Jadi, kalau kita nanti terbang di dalam A320/A321 produksi akhir, maka penerbangan itu juga disumbang dari industri penerbangan dalam negeri PT Dirgantara Indonesia dari hanggar produksinya, di wilayah Andir, Kota Bandung, Jawa Barat.
"Prestasi ini patut disyukuri karena menjadi bukti semakin kuat kepercayaan mitra kerja PT DI, terutama Airbus Industrie," kata Direktur Aerostructure PT DI, Andi Alisjahbana, di Bandung, Senin.
Sejak 2005, melalui "Program Paragon", PT Dirgantara Indonesia telah mendapat kepercayaan penuh membuat sebagian dari komponen sayap Airbus A320/A321 dari Airbus Industrie.
Konsorsium pembuatan pesawat terbang Eropa Barat yang bermarkas besar di Toulouse, Perancis, ini memilih PT DI karena kinerjanya yang baik dengan harga kompetitif dan pematuhan jadual kontrak yang unggul.
Dalam kontrak dengan Airbus Industrie itu, PT DI berkewajiban membuat dan mengirimkan bagian sayap pesawat terbang A320/A321. Bagian-bagian sayap utama itu adalah Pylon Assy Port/STBD, Assy Fixed Leading Edge INBD (D Nose) dan Leading Edge Skin Assy. Kontrak pembuatan sebagian komponen sayap A320/A321 ini akan berakhir pada 2015.
Dua komponen terakhir menentukan kekuatan dan daya angkat sayap pesawat terbang sementara yang pertama terkait dengan kompartemen tempat mesin pesawat terbang komersial ditempatkan.
Dalam dunia industri penerbangan, penerapan standar baku mutu internasional dan regulasi-regulasi ketat selalu terjadi; inilah yang tidak mampu dipenuhi banyak perusahaan pembuat komponen atau pabrikan pesawat terbang lain. PT DI dinilai mampu mengatasi semua persyaratan itu oleh internasional.
Kontrak pembuatan komponen sayap dari Airbus Industrie itu, katanya, semakin meningkatkan kepercayaan mitra kerja internasional.
"Di sisi lain itu peningkatan kemampuan karyawan PT DI, karena selama enam tahun telah berhasil memberikan sumbangsih berarti, baik bagi PT DI maupun bagi dunia kedirgantaraan Eropa khususnya, dan umumnya bagi kedirgantaraan dunia," kata Alisjahbana.
Secara khusus, Alisjahbana mengucapkan terimakasih kepada seluruh karyawan PT DI yang dengan penuh dedikasi dan loyalitas telah bekerja tanpa mengenal lelah demi tercapainya target penyerahan komponen A320/A321 yang ke-2000 secara tepat waktu.
Pesawat Airbus A320 dan A319 (lebih kecil) yang sekelas dan bersaing ketat dengan Boeing B-737 buatan Boeing di Everett, Georgia, Amerika Serikat, terhitung produk konsorsium Airbus Industrie yang paling populer dan diproduksi dalam jumlah besar.
PT DI selama 20 tahun terakhir telah membuat banyak pesawat dan senjata, baik untuk tujuan ekspor maupun untuk kepentingan di dalam negeri. Selain itu telah banyak pula personil ahli perusahaan tersebut yang dikirimi untuk membantu pabrik pembuatan pesawat, seperti ke Iran, Korea Selatan dan Turki.
Pesawat CN-235 produk kerjasama PT DI (semasa masih bernama PT IPTN) dengan CASA Spanyol pada pertengahan 1980-an hingga kini dikenal sebagai pesawat transpor sipil dan militer yang sangat handal.
Pemakai-pemakai CN-235, selain negara-negara itu, juga termasuk AS dan Perancis.
Sumber : Antara News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar