JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Mulya Siregar mengemukakan, industri keuangan syariah Indonesia saat ini menduduki posisi keempat dunia. Peringkat ini diperoleh berdasarkan hasil survei Islamic Finance Country Index dari Global Islamic Finance Report tahun 2011 yang dikeluarkan oleh BMD Islamic, selaku lembaga konsultan bisnis dan manajemen termuka yang berbasis di London.
"(Posisi Indonesia) setelah Iran, Malaysia, dan Arab Saudi," ujar Mulya dalam acara peluncuran komoditas syariah, di Jakarta, Kamis ( 13/10/2011 ).
Bahkan, lanjut dia, berada di atas sejumlah negara yang selama ini dikenal terkemuka dalam pengembangan keuangan syariah, seperti Uni Emirat Arab, Kuwait, Pakistan, Bahrain, dan Inggris. "Alhamdullilah, tahun ini kita berada di rangking keempat. Yang selama ini kita tidak pernah masuk lima besar," ucap Mulya sebagai rasa syukur.
Penilaiannya, lanjut dia, menggunakan ukuran-ukuran tertentu dengan bobot yang bervariasi, diantaranya jumlah lembaga keuangan syariah, rejim pengaturan syariah, besarnya volume industri hingga kelengkapan regulasi.
Untuk itu, ia pun berharap dengan kehadiran bursa komoditi syariah yang peluncurannya dilakukan hari ini, bisa mendongkrak peringkat Indonesia ke posisi ketiga.
Untuk diketahui, peluncuran perdagangan komoditi syariah dilakukan hari ini. Ini merupakan hasil kerjasama dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dengan Jakarta Futures Exchange (PT Bursa Berjangka Jakarta). Tujuan diluncurkan perdagangan ini yakni sebagai instrumen untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan.
Sumber : Kompas
"(Posisi Indonesia) setelah Iran, Malaysia, dan Arab Saudi," ujar Mulya dalam acara peluncuran komoditas syariah, di Jakarta, Kamis ( 13/10/2011 ).
Bahkan, lanjut dia, berada di atas sejumlah negara yang selama ini dikenal terkemuka dalam pengembangan keuangan syariah, seperti Uni Emirat Arab, Kuwait, Pakistan, Bahrain, dan Inggris. "Alhamdullilah, tahun ini kita berada di rangking keempat. Yang selama ini kita tidak pernah masuk lima besar," ucap Mulya sebagai rasa syukur.
Penilaiannya, lanjut dia, menggunakan ukuran-ukuran tertentu dengan bobot yang bervariasi, diantaranya jumlah lembaga keuangan syariah, rejim pengaturan syariah, besarnya volume industri hingga kelengkapan regulasi.
Untuk itu, ia pun berharap dengan kehadiran bursa komoditi syariah yang peluncurannya dilakukan hari ini, bisa mendongkrak peringkat Indonesia ke posisi ketiga.
Untuk diketahui, peluncuran perdagangan komoditi syariah dilakukan hari ini. Ini merupakan hasil kerjasama dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dengan Jakarta Futures Exchange (PT Bursa Berjangka Jakarta). Tujuan diluncurkan perdagangan ini yakni sebagai instrumen untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar