Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan faktor penentu daya saing suatu bangsa.
Pengalaman di negara maju membuktikan bahwa penguasaan Iptek berperan dalam memajukan perekonomian negara. Sayang di Indonesia, proses pembelajaran teknologi belum berlangsung sebagaimana yang diharapkan.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dalam press release yang diterima Tribun mengatakan, bahwa masalah umum yang dihadapi negara ini adalah tidak ada interaksi antara aktor yang terlibat dalam sistem Iptek dengan sektor produksi nasional.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lukman Hakim mengatakan pengalaman negara lain membuktikan bangsa yang memiliki dan menguasai Iptek menjadi bangsa kuat, disegani serta dihormati bangsa lain walaupun tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah.
“Negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea dan Singapura cenderung memperkuat kemampuannya dalam bidang Iptek dengan mengombinasikan kebijakan Iptek dengan kebijakan industri secara efektif,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, tahapan pengembangan Iptek dimulai dari kegiatan penelitian diikuti dengan tahap pengembangan dan demonstrasi hasilnya. Peran penting pemerintah dalam pengembangan Iptek terjadi pada fase kegiatan Litbang. Di lain pihak, sektor swasta memainkan peran penting pada fase demonstrasi dan penyebaran.
“Kedua peran ini semestinya berjalan secara sinergi untuk hasil yang dinginkan,” katanya.
Kepala Pusat Penelitian Perkembangan Iptek (Pappiptek) LIPI Husein Avicenna Akil menambahkan, kondisi sekarang menunjukkan proses penciptaan, pengembangan dan pemanfaatan Iptek di Indonesia belum berjalan sebagaimana yang diinginkan.
“Hal ini didukung dari hasil penelitian Pappiptek yang memperlihatkan bahwa interaksi antar sistem inovasi, yakni kalangan akademis (peneliti), pebisnis dan pemerintah masih lemah.
Husein menuturkan bahwa pembangunan struktur industri manufaktur Indonesia masih didominasi produk-produk dengan kandungan teknologi rendah. Nilai output produk manufaktur dengan kandungan teknologi rendah jauh lebih besar ketimbang nilai output produk manufaktur dengan kandungan teknologi menengah rendah, teknologi menengah tinggi dan teknologi tinggi.
Potret ini mendorong Pappiptek LIPI untuk memfasilitasi dan menghimpun para pelaku serta pemerhati Iptek dalam Seminar Pengembangan Iptek Nasional yang bertajuk “Peran Jejaring dalam Meningkatkan Inovasi dan Daya Saing Bisnis”. Seminar akan berlangsung pada Senin, 10 Oktober 2011 mulai pukul 09.00 WIB di Widya Graha LIPI Lantai 1, Jl Gatot Subroto 10 Jakarta.
Seminar akan dibuka oleh Kepala LIPI dan menghadirkan pembicara kunci (keynote speaker) Menteri Negara Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata. Selain itu, juga hadir sebagai pembicara adalah Ketua Komite Inovasi Nasional Zuhal Abdul Kadir.
Sumber : Lipi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar