Samarinda, Konsorsium dari 4 negara masing-masing Jepang, China, Inggris dan Perancis menginvestasikan Rp 19 triliun untuk membangun rel kereta api di provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
"Menurut jadwal, kita lakukan tender pembangunannya pada bulan April 2012. Pelaksanaan pembangunannya dimulai bulan Oktober 2012 mendatang," kata Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang saat memberikan keterangan pers di ruang serbaguna GOR Sempaja, Jl KH Wahid Hasyim, Samarinda, Kaltim, Minggu (16/10/2011).
Kehadiran Agustin Teras Narang yang juga menjabat sebagai Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) di Samarinda, usai menghadiri Pertemuan Tokoh-Tokoh Dayak se-Kalimantan yang diselenggarakan di GOR Sempaja selama 2 hari sejak 14-15 Oktober 2011.
Menurut Teras Narang, pembangunan rel KA itu akan menghubungkan 5 kabupaten di Kalteng. Pengerjaannya direncanakan akan terbagi menjadi 2 tahap, dimana tahap pertama dibangun sepanjang 185 kilometer dan tahap kedua sepanjang 180 kilometer.
"Pembangunan rel KA itu bukan untuk batu bara saja. Tapi untuk ini, kita dapat trayek umum, bukan untuk angkutan khusus," ujar Teras Narang.
Teras Narang juga menyebutkan, di masa mendatang Pemprov Kalteng akan menjadikan rel KA itu untuk menghubungkan antara provinsi Kalteng dengan provinsi lainnya di Kalimantan, baik itu digunakan sebagai angkutan khusus maupun penumpang.
"Pada saatnya iya. Setelah dibangun di Kalteng, akan terhubung dengan provinsi lainnya. Tidak sekaligus menghubungkan antar Kalimantan karena Kalimantan ini sangat luas, satu setengah kali luas pulau Jawa," jelasnya.
"Bayangkan, di Jawa ada 6 provinsi. Di Kalimantan ada 4 provinsi. Ada Kalimantan Tengah, belum lagi Kalimantan Timur yang menjadi provinsi terluas kedua di Indonesia," tambahnya.
Diterangkan Teras Narang, kalau nantinya rel KA dibangun langsung menghubungkan Kalteng dengan 3 provinsi lainnya di Kalimantan, dikhawatirkan akan kian mengganggu roda perekonomian masyarakat di perbatasan dengan Malaysia seperti di Kalbar dan Kaltim.
"Kalau belum apa-apa sudah nyambung, kasihan saudara kita yang di perbatasan dong. Kapan dia dapat rezekinya," sebut Teras Narang.
"Kita bangun dulu di dalam kita (masing-masing) provinsi hingga kita berhasil membuka keterisolasian. Baru kita terkoneksi antar Kalimantan," tutupnya.
Bantah Tolak Investor Rusia Bangun Rel KA Kalteng-Kaltim
Pada kesempatan yang sama Teras Narang membantah telah menolak Russian Railways, investor asal Rusia yang telah menyatakan minatnya menanamkan modalnya membangun rel KA Kalteng-Kaltim.
"Tidak ada kata menolak. Tapi kita terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada masing-masing provinsi untuk membangun dulu rel KA di daerahnya," kata Teras Narang.
Keinginan untuk membangun rel KA di wilayah masing-masing provinsi, sambung Teras Narang, mengacu dengan komitmen yang dibangun 4 Gubernur di Kalimantan yakni Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Gubernur Kalimantan Tengah(Kalteng), Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) serta Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Komitmen itu dilakukan sejak tahun 2007 lalu. Bahwa masing-masing Gubernur, membangun dulu rel KA di wilayah dulu, setelah itu baru terkoneksi," ujar Teras Narang.
"Tidak ada menolak investasi rel KA di Kalteng untuk menghubungkan dengan provinsi lain. Tapi kita kembali ke komitmen dulu," tambahnya.
Dengan demikian, Teras Narang mengaku untuk sementara ini masih menutup peluang investor untuk menanamkan modalnya di Kalteng, khususnya pembangunan rel KA angkutan khusus maupun rel KA yang menghubungkan dengan provinsi lain.
"Kita memang belum membuka peluang dengan investor yang ingin bangun (rel KA) khusus dan terhubung," tegas Teras Narang.
Seperti diberitakan detikFinance sebelumnya, setelah gagal melobi Pemprov Kalteng, Russian Railways justru mendapat sambutan baik di Kaltim. Melalui Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak, dalam waktu dekat segera melakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait rencana rel KA dari perbatasan Kaltim-Kalteng ke Balikpapan (Kaltim) sepanjang 180 kilometer.
Sebelumnya juga diberitakan, Russian Railways, perusahaan kereta api asal Negeri Beruang Merah, Rusia siap membangun 300 Km rel kereta api di Kalimantan Tengah dan Timur. Pihak Rusia berkomitmen membenamkan modal hingga US$ 2,5 miliar dalam proyek ini. Masalah kepastian proyek ini setidaknya ditegaskan oleh Presiden Direktur Russian Railways Vladimir Yakunin saat mengumumkan proyek tersebut di Moskow, Rusia beberapa pekan lalu.
Berdasarkan siaran pers yang diterima detikFinance dari Kedutaan Besar Rusia, Selasa (4/9/2011), disebutkan bahwa pendanaan proyek ini akan berasal dari bank-bank internasional sebesar US$ 2 miliar. Bahkan ada rencana menarik modal sebesar US$ 500 juta dari investor-investor swasta lainnya.
Sumber : Detik Finance
"Menurut jadwal, kita lakukan tender pembangunannya pada bulan April 2012. Pelaksanaan pembangunannya dimulai bulan Oktober 2012 mendatang," kata Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang saat memberikan keterangan pers di ruang serbaguna GOR Sempaja, Jl KH Wahid Hasyim, Samarinda, Kaltim, Minggu (16/10/2011).
Kehadiran Agustin Teras Narang yang juga menjabat sebagai Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) di Samarinda, usai menghadiri Pertemuan Tokoh-Tokoh Dayak se-Kalimantan yang diselenggarakan di GOR Sempaja selama 2 hari sejak 14-15 Oktober 2011.
Menurut Teras Narang, pembangunan rel KA itu akan menghubungkan 5 kabupaten di Kalteng. Pengerjaannya direncanakan akan terbagi menjadi 2 tahap, dimana tahap pertama dibangun sepanjang 185 kilometer dan tahap kedua sepanjang 180 kilometer.
"Pembangunan rel KA itu bukan untuk batu bara saja. Tapi untuk ini, kita dapat trayek umum, bukan untuk angkutan khusus," ujar Teras Narang.
Teras Narang juga menyebutkan, di masa mendatang Pemprov Kalteng akan menjadikan rel KA itu untuk menghubungkan antara provinsi Kalteng dengan provinsi lainnya di Kalimantan, baik itu digunakan sebagai angkutan khusus maupun penumpang.
"Pada saatnya iya. Setelah dibangun di Kalteng, akan terhubung dengan provinsi lainnya. Tidak sekaligus menghubungkan antar Kalimantan karena Kalimantan ini sangat luas, satu setengah kali luas pulau Jawa," jelasnya.
"Bayangkan, di Jawa ada 6 provinsi. Di Kalimantan ada 4 provinsi. Ada Kalimantan Tengah, belum lagi Kalimantan Timur yang menjadi provinsi terluas kedua di Indonesia," tambahnya.
Diterangkan Teras Narang, kalau nantinya rel KA dibangun langsung menghubungkan Kalteng dengan 3 provinsi lainnya di Kalimantan, dikhawatirkan akan kian mengganggu roda perekonomian masyarakat di perbatasan dengan Malaysia seperti di Kalbar dan Kaltim.
"Kalau belum apa-apa sudah nyambung, kasihan saudara kita yang di perbatasan dong. Kapan dia dapat rezekinya," sebut Teras Narang.
"Kita bangun dulu di dalam kita (masing-masing) provinsi hingga kita berhasil membuka keterisolasian. Baru kita terkoneksi antar Kalimantan," tutupnya.
Bantah Tolak Investor Rusia Bangun Rel KA Kalteng-Kaltim
Pada kesempatan yang sama Teras Narang membantah telah menolak Russian Railways, investor asal Rusia yang telah menyatakan minatnya menanamkan modalnya membangun rel KA Kalteng-Kaltim.
"Tidak ada kata menolak. Tapi kita terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada masing-masing provinsi untuk membangun dulu rel KA di daerahnya," kata Teras Narang.
Keinginan untuk membangun rel KA di wilayah masing-masing provinsi, sambung Teras Narang, mengacu dengan komitmen yang dibangun 4 Gubernur di Kalimantan yakni Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Gubernur Kalimantan Tengah(Kalteng), Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) serta Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Komitmen itu dilakukan sejak tahun 2007 lalu. Bahwa masing-masing Gubernur, membangun dulu rel KA di wilayah dulu, setelah itu baru terkoneksi," ujar Teras Narang.
"Tidak ada menolak investasi rel KA di Kalteng untuk menghubungkan dengan provinsi lain. Tapi kita kembali ke komitmen dulu," tambahnya.
Dengan demikian, Teras Narang mengaku untuk sementara ini masih menutup peluang investor untuk menanamkan modalnya di Kalteng, khususnya pembangunan rel KA angkutan khusus maupun rel KA yang menghubungkan dengan provinsi lain.
"Kita memang belum membuka peluang dengan investor yang ingin bangun (rel KA) khusus dan terhubung," tegas Teras Narang.
Seperti diberitakan detikFinance sebelumnya, setelah gagal melobi Pemprov Kalteng, Russian Railways justru mendapat sambutan baik di Kaltim. Melalui Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak, dalam waktu dekat segera melakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait rencana rel KA dari perbatasan Kaltim-Kalteng ke Balikpapan (Kaltim) sepanjang 180 kilometer.
Sebelumnya juga diberitakan, Russian Railways, perusahaan kereta api asal Negeri Beruang Merah, Rusia siap membangun 300 Km rel kereta api di Kalimantan Tengah dan Timur. Pihak Rusia berkomitmen membenamkan modal hingga US$ 2,5 miliar dalam proyek ini. Masalah kepastian proyek ini setidaknya ditegaskan oleh Presiden Direktur Russian Railways Vladimir Yakunin saat mengumumkan proyek tersebut di Moskow, Rusia beberapa pekan lalu.
Berdasarkan siaran pers yang diterima detikFinance dari Kedutaan Besar Rusia, Selasa (4/9/2011), disebutkan bahwa pendanaan proyek ini akan berasal dari bank-bank internasional sebesar US$ 2 miliar. Bahkan ada rencana menarik modal sebesar US$ 500 juta dari investor-investor swasta lainnya.
Sumber : Detik Finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar