Dalam mendukung program OVOP (One Village One Product) dan percepatan pertumbuhan Sisten Inovasi Daerah (SIDA) diperlukan optimalisasi sarana prasana dan SDM yang tersedia sangat terbatas. Fasilitasi Ristek dalam kegiatan pelatihan untuk meningkatkan capacity building di Banjarnegara akan mendorong Bappeda/Pemerintah Daerah Kab.Banjarnegara untuk melakukan Sinergi riset antar institusi kearah “agent ” yang dapat menghasilkan in-house research berbasis kebutuhan pasar.
Dalam pelatihan yang dilaksanakan 5–7 Oktober 2011 lalu, antar komunitas diharapkan menghasilkan keahlian dan keterampilan, pengetahuan baru dan mengadopsi dari sumber-sumber luar yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi nyata untuk percepatan produk unggulan daerah (ketersediaan dan kecukupan bibit unggul mudah diakses dengan harga terjangkau oleh petani) dalam model dan pelaksanaan kebijakan peningkatan produktivitas komoditi non beras sebagai pangan alternatif.
Pelatihan dibuka oleh Plt. Kepala Bappeda-Titho, Agus Wiguno yang menyampaikan bahwa kemandirian bibit kentang perlu dibangun agar ketergantungan terhadap kebutuhan bibit unggul dari luar dapat dipenuhi secara mandiri, dimana pendapatan domestik bruto (PDB) Kabupaten Banjarnegara 80 % didukung oleh sektor pertanian dengan kentang akan menjadi andalan utamanya.
Dengan demikian, Kabupaten Banjarnegara sebagai salah satu sentra produksi kentang, memiliki lahan yang bisa digarap seluas 8.000 Ha, merupakan potensi yang sangat besar untuk mendukung kebutuhan komoditi kentang nasional, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah Daerah Banjarnegara sangat mengapresiasi dukungan dari Kementerian Riset dan Teknolgi kerjasama dengan Politeknik Banjarnegara, menyelenggarakan pelatihan “kultur jaringan dan teknologi aeroponik” benih kentang. Pemapar materi kultur jaringan disampaikan oleh Okti Hanayanti dari Politeknik Banjarnegara, Suryantini Ekananda dari peneliti swasta dan Ahmad Saufi dari KRT, sedangkan secara paralel di Desa Grogol- Banjarnegara dilakukan sosialisasi/pelatihan teknologi aeroponik dengan materi nutrisi makanan yang tepat baik formula, konsentrasi, keasaman serta perlakuaan terhadap tanaman oleh Oni S Gunawan dari Balitsa Lembang dan Rudi Mardianto/peneliti swasta.
Dari hasil pantauan di dua lokasi pelatihan antara Politeknik dengan “kultur jaringan” dan desa grogol “Teknologi aeroponik” disampaikan oleh Kepala Bidang Monev Bappeda Banjarnegara, Singgih Harjono, menunjukkan bahwa peserta sangat antusias dalam mengikuti pemaparan dan pelatihan kultur jaringan kentang dan pengembangan benih aeroponik.
Petani kentang bertekat untuk lebih mendalami teknologi aeroponik sebagai upaya untuk perbanyakan benih G0 bebas virus yang merupakan cikal bakal untuk mendapatkan Benih G1 sampai G4 untuk dipergunakan petani pada pengembangan budidaya tanaman kentang.
Sumber : Kemenristek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar