Welcome

News Industri Indonesia

Kamis, 27 Oktober 2011

Proyek Rusia di Indonesia Banyak yang Menggantung

MS Hidayat, Menteri Industri
Jakarta, Tercatat sejak tahun 2007 ada 12 proyek Indonesia-Rusia yang telah disepakati namun hanya 2 proyek yang telah direalisasi. Pemerintah diminta harus mendorong investor Rusia untuk merealisasikan proyek-proyek tersebut.

"Ya, saya hanya mengingatkan, pada 2007 saat saya menjadi Ketua Umum Kadin kita melakukan MoU dengan Kadin Rusia di depan kedua Presiden, SBY dan Putin. Dari 12 sektor yang kita sign itu baru jalan dua realisasinya," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat usai pertemuan bilateral dengan pihak Rusia di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (27/10/2011).

Manurut Hidayat selaku menteri perindustrian menginginkan untuk mempercepat realisasi proyek tersebut. Seperti untuk pembangunan smelter untuk nikel dan beberapa hasil tambang lainnya. Untuk proyek tersebut, lanjut Hidayat, diperkirakan investasi sebesar US$ 6-7 miliar.

"Nomor satu itu mereka sangat potensial untuk investasi di bidang smelter untuk nikel maupun copper, sektor tambang. Mereka punya pengalaman di bidang ini, tapi saya mengingatkan pada 2014 kita punya komitmen untuk tidak boleh mengekspor raw material produk tambang kita," paparnya.

Selain smelter, lanjut Hidayat, proyek yang diharapkan bisa terelaisasi adalah pembuatan railway di Kalimantan dan Sulawesi serta industri hilirisasi dari CPO, serta kerjasama untuk teknologi alat pertanian.

"Pembuatan railway di Kalimantan dan Sulawesi, yang mereka juga sangat berpengalaman. Saya mengajak untuk downstream hilirisasi, oil chemical dari CPO. Sekarang mereka terima ekspor CPO kita, saya mengajak mereka investasi di sini, CPO-nya kita jamin. Yang berikutnya juga, teknologi alat-alat pertanian, saya mengajak untuk bekerja sama, agar kita tidak usah impor semua sudah kita siapkan di dalam negeri," jelasnya.

Hidayat menilai kendala dari belum terealisasinya proyek tersebut karena dulu belum adanya insentif. Namun, saat ini fasilitas tersebut sudah diberikan sehingga diharapkan proyek tersebut segera terealisasi.

"Kami minta dipercepat karena sektor-sektor itu lebih lima tahun kita bicarakan, mestinya dengan payung kedua pemerintah sektor-sektor itu bisa jalan. Ya kadang-kadang karena investasinya besar. Kalau you bicara soal smelter itu investasinya itu diatas 1 miliar dolar ya kan. Ada juga mereka minta tax allowance, kalau tax holliday kan sudah kita kasih. Tapi saya tidak mau ngomong di sini nanti dikira gue pengusaha," tandasnya.

Sumber : Detik Finance

Tidak ada komentar: