JAKARTA, Penurunan ranking Indonesia di indeks daya saing dari posisi 44 ke 46 menunjukkan adanya penurunan daya saing industri Indonesia. Apalagi ditambah dengan ketidakpastian penyelesaian gejolak ekonomi di benua Amerika dan Eropa mengakibatkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Jika ini dibiarkan, ujar Ketua umum Gapmmi (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman indonesia) Adhi S Lukman maka akan berdampak pada berkurangnya kontrak-kontrak industri di masa mendatang.
"Kami berharap pemerintah fokus mengatasi hal-hal yang menghambat daya saing industri nasional. Apalagi, sekarang kita dihadapkan pada ancaman gelombang krisis di Amerika Serikat dan Eropa. Meski, belum kelihatan, tapi sudah mulai terasa ada kelesuan kontrak-kontrak tahun depan," ujar Adhi di Jakarta, Jumat (14/10).
Ia memproyeksikan dampak krisis ekonomi di dua benua tersebut akan terasa di Indonesia pada awal 2012 mendatang. Selain perlambatan ekonomi, krisis global akan berdampak pada turunnya tren harga pangan.
"Dan harga juga tidak bisa dikendalikan Indonesia karena semua sudah borderless (tanpa batasan, red)," ujarnya.
Namun demikia ia menegaskan tidak perlu mengkhawatirkan harga pangan karena semua negara juga akan mengalami situasi yang sama.. Akan tetapi pemerintah tetap harus mengendalikannya degnan membuat kebijakan yang mendukung daya saing," jelas Adhi.
Untuk itu, lanjut dia, Gapmmi menghimbau pemerintah untuk segera memberi kepastian usaha dengan menetapkan kabinet secepatnya. Ia pula menyoroti kinerja kementerian yang terlihat kurang koordinasi.
"Dunia usaha menghendaki kepastian. Semua kementerian harus saling mendukung upaya meningkatkan daya saing Indonesia incorporated. Jangan seperti sekarang, tidak sinkron satu sama lain," jelasnya. Lebih jauh Adhi menegaskan apapun regulasi dan kebijakan yang dibuat, pada ujungnya harus demi peningkatan daya saing untuk memenangkan pasar.
Sumber : Detik News
Jika ini dibiarkan, ujar Ketua umum Gapmmi (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman indonesia) Adhi S Lukman maka akan berdampak pada berkurangnya kontrak-kontrak industri di masa mendatang.
"Kami berharap pemerintah fokus mengatasi hal-hal yang menghambat daya saing industri nasional. Apalagi, sekarang kita dihadapkan pada ancaman gelombang krisis di Amerika Serikat dan Eropa. Meski, belum kelihatan, tapi sudah mulai terasa ada kelesuan kontrak-kontrak tahun depan," ujar Adhi di Jakarta, Jumat (14/10).
Ia memproyeksikan dampak krisis ekonomi di dua benua tersebut akan terasa di Indonesia pada awal 2012 mendatang. Selain perlambatan ekonomi, krisis global akan berdampak pada turunnya tren harga pangan.
"Dan harga juga tidak bisa dikendalikan Indonesia karena semua sudah borderless (tanpa batasan, red)," ujarnya.
Namun demikia ia menegaskan tidak perlu mengkhawatirkan harga pangan karena semua negara juga akan mengalami situasi yang sama.. Akan tetapi pemerintah tetap harus mengendalikannya degnan membuat kebijakan yang mendukung daya saing," jelas Adhi.
Untuk itu, lanjut dia, Gapmmi menghimbau pemerintah untuk segera memberi kepastian usaha dengan menetapkan kabinet secepatnya. Ia pula menyoroti kinerja kementerian yang terlihat kurang koordinasi.
"Dunia usaha menghendaki kepastian. Semua kementerian harus saling mendukung upaya meningkatkan daya saing Indonesia incorporated. Jangan seperti sekarang, tidak sinkron satu sama lain," jelasnya. Lebih jauh Adhi menegaskan apapun regulasi dan kebijakan yang dibuat, pada ujungnya harus demi peningkatan daya saing untuk memenangkan pasar.
Sumber : Detik News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar