Welcome

News Industri Indonesia

Senin, 24 Oktober 2011

Memberdayakan PKL dengan telematika

JAKARTA, Telematika bisa membantu pemerintah memberdayakan pedagang kaki lima untuk naik kelas jadi pengusaha kecil lewat program  Cyber Kaki Lima.
 
"Program ini baru akan diluncurkan pada Desember 2011 yang intinya memberdayakan  pedagang kami lima agar dapat meningkatkan usahanya  dengan layanan SMS," kata Abimanyu Wachjoewidajat, Managing Director PT Inovasi Mitra Solusindo,  hari ini.
 
Bersama timnya Abimanyu mengatakan bahwa jumlah pedagang kaki lima (PKL) di Indonesia yang mencapai lebih dari 20 juta orang banyak yang dijalani  pelaku usaha karena terpaksa dan kepepet tidak mendapat pekerjaan lain.
 
"Dari sisi jumlah seharusnya pemerintah melakukan terobosan, menolong mereka untuk naik kelas menjadi pengusaha kecil yang kreatif dan inovatif dengan kemajuan tekhnologi telematika. Namun kenyataannya sampai saat ini terobosan itu belum di lakukan," kata Abimanyu pakar telematika yang akrab di panggil Abah ini.
 
Tekhnologi SMS yang diberikan pada PKL jenis pedagang mie ayam pangsit, misalnya tanpa melalui provider selular karena biayanya akan mahal. Sementara itu usaha mikro selalu terganjal soal modal dan akses perbankan.
 
"PKL bisa menginput data harian, berapa kg mie yang disiapkan dan sorenya input lagi berapa yang terjual. Dengan akun tersendiri dan sistem komputer yang dirancang maka data yang masuk bisa menganalisa apakah pedagang tersebut sudah bekerja optimal, berapa kilogram bahan baku yang dipakai dan menghasilkan berapa banyak jumlah produk, berapa banyak pula dagangannya yang terjual," jelasnya.
 
"Lewat layanan pesan singkat (SMS) bahkan PKL dapat di bimbing untuk melebarkan usaha ke daerah lain seperti franchaise. Kita juga bisa sarankan jangan berjualan mie ayam karena pangsa pasarnya sudah jenuh atau tidak memenuhi selera pasar di tempatnya berdagang sehingga mereka harus berjualan penganan lain," tandas  Abimanyu.
 
Pada prinsipnya, telematika mampu   memberdayakan pedagang kaki lima untuk naik kelas dari golongan usaha  mikro jadi usaha kecil. Untuk itu dibutuhkan kepedulian pemerintah dan berbagai pihak agar mereka bukan lagi sekedar jadi pedagang tapi punya jiwa entrepreneurship dengan kreativitas dan inovasi yang terasah.
 
"Cyber Kaki Lima akan kami luncurkan Desember mendatang bersamaan dengan seminar nasional yang diikuti sedikitnya 438 peserta dari kota kabupaten di seluruh. Indonesia," lanjut Abimanyu.
 
Pihaknya optimistis  bukan hanya PKL yang mendapatkan manfaat dari program cyber Kaki Lima ini tapi juga para pemasok dari usaha PKL itu sendiri (vendor) sehingga dari satu kota saja misalnya akan terdata jumlah kebutuhan akan mie, misalnya. 
 
"Kami rancang sistem ini dengan dukungan dana sendiri maupun sponsor. Nantinya kalau Kemenkop dan pemerintah sudah melihat manfaatnya mungkin bisa gunakan APBN sehingga pemerintah benar-benar fokus berdayakan yang kecil-kecil dulu," tandasnya.

Sumber : Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar: