Welcome

News Industri Indonesia

Kamis, 06 Oktober 2011

Industri Manufaktur Indonesia Terpuruk

Meningkatnya arus impor barang jadi dan barang modal ke Indonesia menyebabkan industri manufaktur Indonesia makin terpuruk. Akibatnya, banyak pengusaha nasional yang bergerak di industri manufaktur kini beralih menjadi pedagang atau distributor.

Menurut Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa, industri manufaktur saat ini mengalami penurunan dibanding lima tahun sebelumnya. Pasalnya, produknya kalah bersaing dengan produk impor, khususnya produk China.

"Karena itu semangat pengusaha untuk menjadi produsen menurun, karena ada ketidakpercayaan dengan kondisi sekarang. Buruknya infrastruktur dan beban birokrasi, banyak pengusahaa yang kemudian mengkonversi bisnis dari pabrik menjadi dagang dan mereka lebih comfortable," ujarnya.

Hal ini diperparah dengan adanya Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) yang membuat laju barang-barang dari China semakin sulit dikendalikan. Hal ini tecermin dari defisit perdagangan Indonesia-China yang semakin melebar.

Berdasar data Badan Pusat Statistik, hingga Agustus 2011, total impor Indonesia dari China sebesar US$16,3 miliar. Sedangkan nilai ekspornya hanya US$12,8 miliar. "Melonjaknya arus barang dari China membuat pengusaha manufaktur dalam negeri berpikir ulang untuk meningkatkan investasinya," jelasnya.

Sumber : Media Indonesia

Tidak ada komentar: